tag:blogger.com,1999:blog-71161621384369376152024-03-19T17:44:45.765+07:00Ignatius Sapto Condro Atmawan Bisawarna BlogsIgnatius Sapto Condro Atmawan Bisawarna bisa bicara banyak di Blogsiscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.comBlogger97125tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-43843368871119092452019-09-02T01:24:00.001+07:002019-09-02T01:24:47.781+07:00Menulis sistematisAku lagi ingin bisa menulis secara sistematis. Akhir-akhir ini, sering muncul ide mendadak tentang sesuatu, yang sebagian cocok untuk jadi bahan tulisan. Tetapi karena "bad timing", aku tidak bisa membuahkan ide menjadi tulisan. Sebagian ide <a href="https://iscab.wordpress.com/2019/02/12/tercatat-dalam-buku/" target="_blank">kucatat di buku</a>, dengan harapan akan jadi tulisan. Sayangnya sebagian besar ide, kucatat terpencar-pencar di cuitanku di media sosial. Jadinya kalau mau mengingat-ingat ide, harus kucari di mesin pencari media itu.Ternyata mencatat ide juga harus sistematis, bukan hanya menumpahkan ide tersebut jadi tulisan.<br />
<br />
Kesulitanku dalam menulis secara sistematis juga tidak hanya terjadi dalam dunia blogging, melainkan dalam hal kegiatan akademik yang seharusnya jadi Dharma utamaku 2013 s.d. 2017. Aku jadi tidak bisa menulis paper ilmiah. Padahal seharusnya seorang mahasiswa doktoral menghasilkan publikasi ilmiah secara rutin. Kuputuskan untuk mengakhiri <a href="https://drhdrdro.wordpress.com/" target="_blank">perjuangan doktoralku</a> dan kupilih bekerja menjadi engineer pemekas perangkat lunak.<br />
<br />
Menjadi engineer, aku menulis sistematis karena dipaksa oleh komputer. Kalau coding kan bisa error, kalau aku menulis tidak patuh aturan dan tidak taat algoritma. Hal-hal non coding, hanyalah tulisan pendek di readme dan dokumentasi. Sebagian sisa-sisa didikan akademik dalam pendidikan doktoral memang membantuku menulis dokumentasi secara sistematis. Tapi aku masih menyimpan segenggam kecewa karena tak menamatkan studi doktoral.<br />
<br />
Kini aku berusaha menulis blog secara rutin kembali. Tujuannya untuk mengembalikan kemampuan menulisku yang tertekan masalah psikologis: writer's block / Schreibblockade / mampat nulis (<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Writer%27s_block" target="_blank">en</a>,<a href="https://de.wikipedia.org/wiki/Schreibblockade" target="_blank">de</a>). Sebetulnya masalah psikologis dalam menulis ini terkait dengan persoalan finansial dan keluarga. Semua kegalauan membuatku mampat menulis. Aku harus mengobatinya dengan menulis hal-hal panjang, yang bukan hanya 120 karakter di media sosial. Jadilah aku berusaha merutinkan tulisan panjang yang sistematis: dari menyusun ide, mengumpulkan bahan, hingga menjadi tulisan. Kemampuan ini kucoba kubangkitkan kembali, setelah terkubur terlalu lama dalam kegalauan jiwa.<br />
<br />
Semoga tulisan ini bisa merutinkan aku dalam menulis. Jadi blog ini tidak sepi lagi.<br />
<br />
<br />
Stuttgart, 1 Suro eh 1 September 2019,<br />
<br />
<a href="http://iscab.github.io/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
PS. Aku pindah ke Stuttgart: akan kuceritakan pada tulisan blog selanjutnyaiscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-24094752471584753252019-02-12T06:41:00.001+07:002019-02-12T06:41:23.249+07:00Tercatat dalam bukuAku teringat kawanku yang memiliki dua buku tulis. Satu buku selalu dibawanya ke mana-mana. Satu lagi ditaruhnya di sebelah tempat tidur.<br />
<br />
Buku yang selalu dibawanya adalah buku ide. Setiap kawanku mendapat ide, ia lekas menuliskan idenya di buku tersebut. Kalau lagi ngobrol bareng, kadang ada orang lain mencetuskan ide yang menarik, kawanku juga lekas mencatat ide tersebut.<br />
<br />
Buku yang ditaruh di dekat tempat tidur ialah buku mimpi. Jadi kalau ia bangun atau terjaga dari tidur, ia bisa mencatat mimpi apa sebelumnya. Tentu saja kalau ia masih ingat mimpinya. Aku tidak terlalu tahu apakah kawan ini senang masang nomor seperti diriku, atau tidak. Yang jelas, buku mimpi yang ia gunakan, sangat membantunya dalam kegiatan <i>story telling</i>.<br />
<br />
Kedua buku tersebut membuat kreativitas kawanku dalam berkarya. Ada ide-ide yang muncul dalam kegiatan keseharian secara sadar. Ada yang muncul dalam mimpi. Ada yang muncul dadakan ketika memandang jendela angkutan umum dalam perjalanan. Ada yang muncul tiba-tiba saat di kamar mandi.<br />
<br />
Zaman sekarang ialah zaman aplikasi digital pada gawai elektronik. Mencatat ide maupun mimpi sebetulnya bisa dilakukan dengan apps. Namun ada sensasi tersendiri ketika menulis dengan tangan dan bolpen, pada buku kertas. Tekanan pada jari, gerak pergelangan tangan, semua bisa mengalun sesuai irama jiwa, ketika menulis dengan bolpen dan buku tulis. Aplikasi digital hanya memiliki gerakan <i>tunyuk-tunyuk</i> dan <i>swipe</i>, yang kurang cocok dengan irama jiwaku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Ada hal yang kutiru dari kawanku, yaitu buku ide. Aku tidak mencatat mimpi, jadi buku mimpi tak terlalu kubutuhkan. Aku juga lebih suka melupakan mimpi, karena tak mau meramal masa depan, yang kaga ada hubungannya dengan masang nomor.<br />
<br />
Kembali ke buku ide. Aku hanya menggunakannya untuk mencatat ide-ide apa yang muncul dalam rangka penulisan blog-blog milikku ke depan. Akan tetapi aku tidak memiliki kebiasaan seperti kawanku yang bawa buku ide ke mana-mana dan sigap mencatat ide yang muncul. Ada beberapa ide yang sempat kucatat. Ke depannya, aku akan mengisi blog sesuai dengan ide-ide pada bukuku.<br />
<br />
Oh, ya, kalau ada yang bertanya apakah tulisan ini berasal dari buku ide, maka kujawab tidak. Aku hanya ingin menulis sesuatu demi mengisi blog ini, tapi aku lupa mau menulis apa. Kubuka buku ide, aku merasa bukan waktu yang tepat untuk menulis sesuai ide-ide yang telah kucatat sebelumnya. Ada ide tulisan yang membutuhkan riset (maksudnya Google Search). Ada ide yang membutuhkan kondisi emosi dan fisik yang pas: sekarang lewat tengah malam, semangat tidur, demi pagi indah siap kerja.<br />
<br />
Kalau ada pembaca yang ingin memberi ide mengenai apa yang perlu kutulis di blog ini, silahkan komentar atau kirim pesan via akun-akun media sosial milikku: aku mudah ditemukan di Google.<br />
<br />
<br />
Lindau, 12 Februari 2019<br />
<br />
<a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a> <br />
"Menulislah! Writing tresno, jalaran soko kulino."<br />
<br />iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-69087981065091274642018-11-22T05:54:00.004+07:002018-11-22T05:54:56.543+07:00November 2018 sebelum purnamaDua hari menjelang purnama November 2018, aku mencoba menulis blog kembali. Ada banyak hal yang membuatku tak mampu menulis. Perpindahan kerja dan mitigasi bencana finansial sepanjang 2016 dan 2017 mengakibatkan diriku kehilangan kreativitas. No more muse!<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Menulis hal penting seperti paper ilmiah tidak sanggup. Menulis hal-hal receh macam blog ini juga tak mampu. Aku betul-betul terkena mampat menulis / Schreibblockade / writer's block. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kini aku harus memulihkan kemampuanku dalam menulis. Aku harus bisa mengalirkan isi kepala ke dalam bentuk tulisan, yang dimengerti manusia. Kalau menulis tulisan yang dimengerti mesin, seperti coding python, itu sudah menjadi keseharian. Tapi tetap saja, ada bagian yang harus dipahami manusia.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dengan berbahasa, aku menjadi manusia yang nyata. Aku harus menulis untuk mengembalikan kemanusiaanku yang tertindas oleh bayang-bayang utang dan tagihan bulanan. Kini saatku aku melawan penindas mental dalam jiwaku. </div>
<div>
Darah Juang!<br />
<div>
<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Lindau, 21 November 2018</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://iscab.github.io/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a></div>
</div>
</div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-67289743055776542922018-11-22T05:44:00.000+07:002018-11-22T05:53:16.457+07:00November 2018Dua hari menjelang purnama November 2018, aku mencoba menulis blog kembali. Ada banyak hal yang membuatku tak mampu menulis. Perpindahan kerja dan mitigasi bencana finansial sepanjang 2016 dan 2017 mengakibatkan diriku kehilangan kreativitas. No more muse!<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Menulis hal penting seperti paper ilmiah tidak sanggup. Menulis hal-hal receh macam blog ini juga tak mampu. Aku betul-betul terkena mampat menulis / Schreibblockade / writer's block. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kini aku harus memulihkan kemampuanku dalam menulis. Aku harus bisa mengalirkan isi kepala ke dalam bentuk tulisan, yang dimengerti manusia. Kalau menulis tulisan yang dimengerti mesin, seperti coding python, itu sudah menjadi keseharian. Tapi tetap saja, ada bagian yang harus dipahami manusia.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dengan berbahasa, aku menjadi manusia yang nyata. Aku harus menulis untuk mengembalikan kemanusiaanku yang tertindas oleh bayang-bayang utang dan tagihan bulanan. Kini saatku aku melawan penindas mental dalam jiwaku. </div>
<div>
Darah Juang!<br />
<div>
<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Lindau, 21 November 2018</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="http://iscab.github.io/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a></div>
</div>
</div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-58901503599178439672016-12-26T05:08:00.000+07:002016-12-26T05:08:41.834+07:00Kisah kuda dan kucingDulu aku pernah menonton Godfather versi disensor. Ada adegan bangun pagi lalu melihat ranjang penuh darah lalu ketika selimut dibuka, ada suara teriakan panik. Ketika aku menonton ulang versi tidak disensor, aku jadi tahu itu kepala kuda. Beginilah adegan tersebut.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/VC1_tdnZq1A" width="560"></iframe><br />
<br />
Kuda yang mahal, seharga 600 ribu US dollar. Sayang sekali, ia harus mati demi konflik politik antar mafia. Sperma kuda seperti itu bisa berharga ribuan dollar. Sangat mahal bila dibandingkan harga <a href="http://drhdrdro.wordpress.com/tag/sperma/" target="_blank">spermaku</a>.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="en">
<div dir="ltr" lang="et">
Harga sperma kuda 2300 EUR. <a href="https://t.co/JQXc9x9fl4">https://t.co/JQXc9x9fl4</a></div>
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/765448974639697920">August 16, 2016</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Sementara itu, di tahun ini, ada film yang heboh tentang kucing. Dari suatu sinetron Indonesia, satu keluarga bisa pasang tampang kaget dan sok panik, karena ada kucing jadi korban. Andai itu kucing betulan. Tapi itu hanyalah kucing mainan, yaitu Hello Kitty. Sebagai fan, aku jadi ilfil dengan Paramitha Rusady dan Nabila Syakieb, yang menyia-nyiakan kemampuan akting untuk adegan Hello Kitty Rebus. Beginilah sebagian adegan Hello Kitty Rebus.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/8qlLEIBbn_o" width="560"></iframe><br />
<br />
Yang tadi itu Hello Kitty Rebus versi Eka Gustiwana. Potongan asli sinetron tidak berhasil kutemukan di youtube. Di satu sisi, bersyukur juga tidak ada adegan sadis kucing direbus. Di sisi lain, Hello Kitty rebus yang bikin Nabila Syakieb dan Paramitha Rusady sok panik juga mengganggu akal sehat penonton.<br />
<br />
Silahkan dibandingkan kehebohan karena melihat kepala kuda di balik selimut dalam film Godfather dan melihat Hello Kitty rebus dalam sinetron Indonesia, Mana yang paling asyik. Mana yang favorit. Begitulah kisah kuda dan kucing. Silahkan dipilih.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Berhubung ini tentang kuda dan kucing, aku jadi ingin memberi tips nonton film. Jika ingin menonton kisah kuda unicorn dan tiga kucing, lebih baik nonton Despicable Me. Cocok buat keluarga. Tidak ada kehebohan Hello Kitty yang direbus. Juga tidak ada kepala kuda yang ditaruh di bawah selimut, tetapi ada kepala boneka dan mainan anak-anak. Sayang sekali tidak ada soundtrack "Ambilkan bulan, Bu" dalam film Despicable Me.<br />
<br />
<br />
Bremen, 25 Desember 2016<br />
<br />
<a href="http://iscabremen.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-57879421183900264392016-12-25T00:45:00.000+07:002016-12-25T00:45:17.016+07:00Ucapan Selamat NatalMemberi ucapan selamat itu sebetulnya hal yang sederhana. Ia hanya suatu bentuk pemberian seseorang kepada yang lain untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi. Juga bisa berarti turut berbahagia dengan seseorang yang diberi ucapan selamat. Orang biasanya dapat ucapan selamat kalau ia berulangtahun, menikah, punya anak, sukses melewati suatu proses, atau merayakan suatu hari keagamaan. Asumsi yang dipakai adalah ada orang yang sedang berbahagia, makanya ia layak mendapat ucapan selamat. Makanya dalam bahasa Eropa, ucapan selamat menggunakan kata "happy", "merry", "feliz", "felice", "froh", "frohlich", "good", dll. Jadi mengucap selamat berarti menunjukkan turut berbahagia.<br />
<br />
Akan tetapi kadang ucapan selamat juga bisa dipolitisasi. Entah untuk apa. Yang jelas manusia senang mempengaruhi sesamanya untuk mengikuti kemauannya, makanya ada politik. Ucapan selamat hari raya keagamaan jadi tema yang perlu dibahas apakah ia layak atau tidak diucapkan. Berhubung judul posting ini "Ucapan Selamat Natal", aku ingin bercerita mengenai sedikit kegaduhan yang melewati kuping kiriku dan kananku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Sebagai seorang Katolik, aku tidak mengucapkan "Selamat Natal" sebelum tanggal 25 Desember. Kecuali aku sudah merayakan Misa Malam Natal 24 Desember. Empat minggu sebelum 24 Desember, bagiku adalah masa Advent. Makanya orang Katolik merayakan <a href="https://iscab.wordpress.com/tag/natal/" target="_blank">Natal</a> bersama hanya pada masa-masa 12 hari Natal, yaitu dari 25 Desember s.d. 5 Januari.<br />
<br />
Bagaimana kalau ada yang mengucap selamat natal sebelum 24 Desember?<br />
Aku punya banyak pilihan untuk menjawabnya. Kalau jadi asshole atau Arschloch, aku bisa saja menjawab dengan ketus "Sekarang belum Natal!". Lalu dengan penuh napsu, berharap ideologiku mengenai Natal menjadi keyakinan yang dominan. Tapi aku memilih untuk berkata "Terima kasih!", tanpa ada ucapan selamat Natal dariku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Suatu hari, aku juga mendapat pesan elektronik berisi keluhan sok heboh, mengenai bahwa ucapan "Merry Christmas" akan diganti dengan "Season's Greeting". Orang Kristen yang paranoid mengatakan bahwa itu gejala sekulerisasi dengan paksaan. Aku tak tahu mau bicara apa. Yang kutahu, bahwa tidak semua orang beragama Kristen, dan bagi mereka liburan akhir Desember dan tahun baru itu bukan perayaan Natal. Ucapan yang cocok untuk mereka yang bukan Kristen adalah "Happy Holiday" atau "Season's Greeting". Itu adalah hal yang normal. Namun sejumlah orang Kristen merasa mereka perlu mendominasi kebudayaan bahwa akhir Desember itu harus mengucap "Merry Christmas" atau "Selamat Natal".<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Di kala lain, ada juga pesan berulang mengenai fatwa MUI tentang larangan ucapan selamat Natal. Tentu saja, Hari Natal 25 Desember bukanlah perayaan agama Islam, jadi aku tidak memerlukan ucapan selamat Natal dari orang yang tidak merayakan. Kelahiran Nabi Isa sebetulnya ada juga dalam tradisi Islam, tapi kelahirannya tidak lazim diperingati dalam kalender internasional umum maupun kalender Hijriah. Ada yang menganggap ucapan selamat hari raya agama lain itu merusak akidah. Akan tetapi, sebagian kawanku yang muslim, memberiku ucapan selamat natal, bahkan ada pula yang pemilih PKS. Aku juga hanya bisa membalasnya dengan ucapan "Terima kasih!" dan "Selamat liburan!".<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Sebetulnya kita bisa memilih ingin berkomunikasi seperti apa dengan orang lain. Apakah kita ingin memiliki "mutual respect" dengan sesama dengan memberi ucapan selamat dan menerimanya dengan ramah. Atau kita ingin mendominasi orang lain dengan keyakinan atau ideologi kita dan berharap mereka semua tunduk dengan kemauan kita. Tanpa politisasi yang berlebihan, aku memilih untuk menerima ucapan selamat Natal dengan "Terima kasih!" yang sederhana.<br />
<br />
Berhubung aku menulis ini sebelum aku pergi Misa Natal, jadi ucapan Selamat Natal akan kuucapkan besok saja. Mari kita nonton <a href="http://facebook.com/awakenwithjp/posts/1546599578689232" target="_blank">video dari JP Sears tentang ucapan selamat Natal di facebook</a> atau di youtube berikut.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/bH-laJFUt6E" width="560"></iframe><br />
<br />
Selamat berucap!<br />
"Keberanian adalah pelaksanaan kata-kata." (W.S. Rendra)<br />
<br />
<br />
Bremen, 24 Desember 2016<br />
<br />
<a href="http://iscab.tumblr.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-14744341229637803912016-05-17T02:26:00.002+07:002016-05-17T02:26:48.080+07:00Kuntilanak Merah Marun Bersalin MerintihAku masih bingung kenapa orang sering menyalin tulisan orang lain. Baiklah, aku tahu mereka menyalin karena tidak punya kreativitas untuk membuat tulisan sendiri. Ada juga yang menyalin dengan cara shake and paste lalu ditampilkan di media pers resmi demi honor tulisan. Ada juga yang mencuri tulisan supaya blog terasa penuh content, lalu dipakai untuk membangkitkan iklan (dan traffic, dengan teknik SEO).<br />
<br />
Intermezzo: Aku juga tidak kreatif dalam membuat gambar, jadinya aku kadang mencomot gambar dari Google untuk mengisi blog ini. Kalau asal-usul gambar jelas, aku cantumkan sumbernya. Aku juga tidak mengambil keuntungan dari semua tulisan blog.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Beberapa orang menggunakan anti right click, supaya tulisan di blog mereka tidak disalin. Masih bisa diakali sih. Bagi banyak orang, tulisan itu seperti anak sendiri. Menyalin tulisan seperti menculik anak dari pemiliknya. Sudah dilahirkan dengan susah payah, dicuri orang lain, lalu dipakai keuntungan komersial. Semua tulisanku adalah milik publik, lebih tepatnya milik blogspot dan wordpress. Mereka bisa menghapus tulisanku. Aku pun sedih kalau anakku dibunuh. Tapi aku tetap menulis untuk khalayak ramai, bukan untuk kepentingan komersial. Tiada iklan yang kupakai untuk kepentinganku. Semua iklan adalah milik blogspot dan wordpress. Aku menulis untuk mencapai keabadian, bukan untuk kepentingan ekonomi, Jadi aku masih merelakan para plagiat menyalin tulisan-tulisanku di blog yang sebetulnya tidak terlalu bermakna. <br />
<br />
Kali ini, aku ingin membicarakan tulisanku yang disalin oleh orang lain. Tulisan tentang "<a href="http://iscabeasiswa.blogspot.com/2009/01/tips-mencari-beasiswa-ke-luar-negeri.html" target="_blank">tips mencari beasiswa</a>" pernah disalin dan diedit lalu tampil di surat kabar. Tulisanku tersebut tidak kupakai untuk mencari keuntungan pribadi. Penyalin menggunakannya untuk dapat honor. Teknik menyalin yang dipakainya adalah "Shake and Paste". Lumayanlah masih ada "shake", alias diedit dikit.<br />
<br />
Tulisanku yang lain yang disalin adalah "<a href="https://iscab.wordpress.com/2012/10/20/goyang-kuntilanak-merah/" target="_blank">Goyang Kuntilanak Merah</a>". <a href="http://iscabayern.blogspot.com/2012/10/goyang-kuntilanak-merah.html" target="_blank">Tulisanku ketika di Bayern ini</a> disalin dengan cara "Copy and Paste" mentah-mentah teksnya. Yang digoyang sedikit adalah font tulisan. Judul diganti menjadi "<a href="http://wisbenbae.blogspot.com/2012/10/goyang-dahsyat-kuntilanak-merah.html" target="_blank">Goyang Dahsyat Kuntilanak Merah</a>". Penyalinan tulisan kuduga menggunakan bots, hanya judulnya yang diutak-atik oleh manusia. Penyalin memiliki 37 jenis iklan di blognya. Selain itu, teknik SEO yang dipakainya bisa menempatkannya di halaman awal Google. Betul-betul blog komersial.<br />
<br />
Aku tak menyangka mengapa <a href="https://iscab.wordpress.com/tag/kuntilanak/" target="_blank">Kuntilanak</a> yang bergoyang bisa menarik untuk disalin. Padahal goyang Higgs Boson lebih menarik. Atau goyang gelombang gravitasional juga masih lebih keren. Yah, mau apa lagi. Kita hidup di zaman ketika tulisan salinan lebih mudah muncul di Google Search Engine dan Yahoo News aggregator, daripada tulisan aslinya. Juga zaman ketika video asli Angklung Hamburg bermain "Indonesia Pusaka" di Youtube kalah jumlah view dengan video plagiatnya. Bagi orang yang suka originalitas sepertiku, ada rasa sebak di dada menghadapi situasi ini. Menyalin itu hendaknya mencantumkan sumber aslinya (dan sebaiknya minta izin kalau ada copyright).<br />
<br />
Selamat bersalin dan menyalin!<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<b>Definisi</b>:<br />
<br />
<b>Persalinan</b> adalah proses <b>bersalin</b>, yaitu proses melahirkan anak. Bagi beberapa orang, kegiatan kreatif untuk menghasilkan tulisan, gambar, karya seni, kriya, thesis, dll itu seperti proses kehamilan dan persalinan. Ada masa-masa kreatif yang bikin galau dan emosi tidak stabil seperti orang hamil. Masa-masa melahirkan tulisan atau karya kreatif itu seperti proses persalinan, ada rasa pedih dan sakit. Ketika tulisan sudah lahir, ada masa-masa baby blue.<br />
<br />
<b>Penyalinan</b> adalah proses <b>menyalin</b>. Beberapa kegiatan menyalin bisa dikatakan plagiat, ketika ia tidak mencantumkan sumber yang disalin. Pada beberapa kegiatan penyalinan juga selain mencantumkan sumber juga butuh izin dari sumber.<br />
<br />
<b>Kuntilanak</b> atau Pontianak adalah sosok serupa wanita berambut panjang. Dalam masyarakat patriarkis, wanita menjadi subordinat dari pria. Hanya dengan kekuatan gaib, sosok wanita bisa ditakuti oleh pria. Jadilah wanita yang kuat, menjadi Kuntilanak. Untuk menghapuskan kuntilanak, harus ada revolusi. Masyarakat patriarkis harus dihapuskan sehingga kesetaraan antara pria dan wanita tercapai, maka mitos Kuntilanak akan hilang dengan sendirinya dari kesadaran masyarakat.<br />
<br />
<b>Rintihan Kuntilanak</b>, adalah lagu dari The PanasDalam. Aku akan mencoba bikin cover lagu ini di youtube. Tunggu tanggal mainnya aja.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fsndm10TX-8" width="420"></iframe><br />
<br />
<b>Merah marun</b>, adalah warna merah seperti biji marun atau maroon atau kastanya. Marun yang bisa bermain musik, disebut sebagai Maroon Five. Di sana, ada mas Adam yang bisa menyanyi melengking. Tapi lengkingannya masih kalah efeknya dengan cekikikan Kuntilanak. Yang lagi ngetrend adalah Misteri Tahu Bulat bersama Mas Adam Levine.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/YuAjjp-tVfo" width="420"></iframe><br />
<br />
<b>Segitiga Merah Marun</b> adalah judul lagu dari The PanasDalam. Lagu ini membuatku terharu, mengingat masa-masa sekolah dulu ketika aku masih lugu.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/QQ2OXHal_GE" width="420"></iframe><br />
<br />
<b>Kuntilanak Merah Marun Bersalin Merintih</b> adalah usaha kreatif menghubungkan kata-kata tidak bermakna menjadi lebih tidak bermakna. Revolusi absurdisme dimulai dari merayakan kehancuran struktur-struktur pembangun makna.<br />
<br />
Nyoiii...<br />
<br />
<br />
Bremen, 16 Mei 2016<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-25534770942207437952016-04-21T21:11:00.004+07:002016-04-21T21:16:07.339+07:00Buku yang tuntas kubacaAku sedang berpikir apa yang membuat orang bermotivasi membaca buku, terutama hingga tuntas. Dulu sewaktu SMP, aku bisa menuntaskan satu buku detektif remaja setiap hari. Beralih ke SMA, aku butuh seminggu untuk menyelesaikan buku mirip. Semakin dewasa, kemampuan membaca hingga tuntas makin berkurang. Sepertinya kemampuan membacaku menurun.<br />
<br />
Kurenungkan kembali, kalau sewaktu SMA, aku mulai tertarik membaca koran sehingga waktuku untuk membaca buku mulai berkurang. Jadi sebetulnya minat membacaku tidak berkurang. Hanya bacaannya berbeda.<br />
<br />
Ketika menjadi mahasiswa di Indonesia, aku juga membeli buku, baik untuk kepentingan kuliah maupun untuk rasa ingin tahu. Buku untuk kepentingan kuliah tidak kubaca tuntas, aku hanya membaca yang penting-penting saja untuk latihan soal dan ujian. Beberapa hal juga tak kumengerti, tapi toh aku bisa lulus kuliah.<br />
<br />
Buku-buku untuk kepentingan non akademik juga kubeli. Biasanya aku penasaran dengan suatu buku karena kawan-kawanku mengobrol tentang suatu buku. Jadinya aku (ingin) ikut membaca, supaya "nyambung" kalau kumpul-kumpul. Buku pun kadang kubeli. "Social pressure" ternyata mempengaruhi bacaanku.<br />
<br />
Ternyata tidak semua buku yang kubeli bisa tuntas kubaca. Yang tuntas kubaca biasanya buku-buku yang endingnya bikin penasaran atau penuh "element of surprise", misalnya detektif, misteri, thriller, dll. Buku-buku yang bukan novel yang tuntas kubaca, ternyata adalah buku-buku "kiri". Jadi bisa kutebak kira-kira buku apa saja yang bisa menggerakkan gairah membaca.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
*** </div>
<br />
Sesampainya di Jerman, aku jarang membeli buku. Alasannya adalah biaya: harga buku relatif mahal dan buku itu berat (kalau pindah rumah) serta buku menghabiskan ruang rak dan kamar. Membuang buku juga pedih rasanya. Seperti ada sebagian jiwa yang harus dilepas ketika aku harus membuang buku. Biasanya aku meminjam buku ke kawan.<br />
<br />
Tidak semua buku yang kupinjam atau kudapat, bisa tuntas kubaca dari awal hingga akhir. Ada yang kukembalikan sebelum selesai kubaca tuntas. Ada yang kubaca loncat-loncat untuk tahu kira-kira isinya apa (speed reading). Kurenungkan kembali, kalau buku yang betul-betul tuntas kubaca biasanya bertema feminisme atau "kiri". Jadi bisa ditebak kira-kira minat bacaku seperti apa.<br />
<br />
Karena jarang membeli buku, aku bisa tahu utang membacaku bagaimana. Ada dua buku yang belum tuntas kubaca, yaitu Elizabeth Gilbert "Eat, Pray, Love" dan Rick Warren "The Purpose Driven Life". Keduanya ada di kamarku karena aku betul memiliki keduanya.<br />
<br />
Buku Gilbert tersebut kubeli tahun 2012 dan rencananya ingin kubaca sebelum nonton filmnya. Akan tetapi aku tidak tahan dengan ceritanya yang sepertinya bertele-tele. Aku hanya membaca awalnya saja, lalu kubaca loncat-loncat ala speed reading, kemudian aku menonton filmnya. Tanpa membaca tuntas, aku bisa tahu filmnya berbeda apa saja dengan bukunya. Nampaknya kegalauan wanita tidak membuatku tertarik sama sekali.<br />
<br />
Buku Warren (berbahasa Indonesia) dihadiahkan oleh kawanku yang pulang ke Indonesia karena studinya di Jerman berakhir. Aku juga menerima versi asli bahasa Inggris yang digital, via email, dari kawan yang lain. Awalnya aku berminat membaca buku ini supaya lebih "religius" juga demi bertobat dari segala macam kegalauan. Akan tetapi, aku tidak tahan membaca buku ini. Baru tiga bab dari 40, yang bisa kubaca. Sepertinya "Tuhan" bukanlah sesuatu yang cocok untukku.<br />
<br />
Sedikit tambahan, "Tuhan yang mati" menurut Nietsche juga salah satu yang tidak tuntas kubaca. Bukunya berjudul "Thus Spoke Zarathustra" dan tersimpan di rumah ibuku di Indonesia. Aku hanya sanggup membaca 3 halaman saja. "Tuhan" betul-betul tidak bisa memotivasiku untuk membaca.<br />
<br />
Ada satu buku yang kupinjam dari kawanku, yaitu Karen Armstrong "A History of God", atau "Sejarah Tuhan". Buku ini hanya bisa kubaca tiga bab. Lalu aku tidak sanggup lagi. Mungkin ini karena dalam bahasa asli, bahasa Inggris, bukan dari terjemahan bahasa Indonesia. Tapi bisa jadi karena "Tuhan" tak mampu membuatku bergairah membaca.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Suatu hari, aku merasakan ranselku terlalu berat kalau harus membawa buku, dalam perjalanan yang harus kutempuh dengan sepeda dan kereta. Aku pun membeli iPad dan membaca buku digital saja. Sebelumnya aku sudah membandingkan tablet apa saja yang cocok untuk membaca buku (dan paper ilmiah) digital. Awalnya aku ingin Android, tapi ukuran di tangan sepertinya tidak pas (dalam volume dan massa). Jadi aku mencoba memilih Apple.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="de">
<div dir="ltr" lang="in">
Photo: Membandingkan ukuran tangan, Galaxy Tab 10.5, dan Nexus 9. <a href="https://twitter.com/hashtag/galau2015?src=hash">#galau2015</a> <a href="http://t.co/duqixGROGW">http://t.co/duqixGROGW</a></div>
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/562630511282372608">3. Februar 2015</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="https://platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Tujuan awal memiliki iPad adalah supaya aku tidak merasakan tas yang membengkak dan juga berat akibat berlembar paper dan buku. Dua tas sudah jebol selama menjadi mahasiswa doktoral. Akan tetapi, aku sempat mengalami eforia iPad. Alat ini kupakai untuk social media secara berlebihan. Di masa-masa galau riset, aku bahkan sharing berlebihan. Hingga beberapa kawan Jerman meng-unfriend diriku.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="de">
<div dir="ltr" lang="in">
Akankah memiliki tablet bisa meningkatkan produktivitasku? <a href="http://t.co/rR8cY187UK">http://t.co/rR8cY187UK</a></div>
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/562623304742477824">3. Februar 2015</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="https://platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Kini kusadari kalau aku memiliki minat membaca akan informasi "kekinian", yang sering tampil di social media. Tidak lupa kubagi kemudian. Minatku membaca buku, jadi teralihkan ke bacaan singkat dan semi singkat yang terunggah dan terbagi di social media. Sialnya, aku memiliki banyak kawan online, jadi bahan bacaanku terlampau banyak untuk bisa kubaca tuntas.<br />
<br />
Aku pun merenungkan, kalau setiap ada postingan tentang suatu hal yang bisa kubaca, aku bertanya terlebih dahulu: apakah bacaan ini berguna untukku saat ini, apakah mengganggu waktuku dalam Dharmaku, apakah kalau membaca ini akan menjadi manusia tercerahkan, apakah ada yang mati kalau aku tidak membaca ini, apakah ada yang gawat dengan kerjaanku kalau aku tidak membaca ini, dll. Jadi aku hanya membaca seperlunya saja.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Awal memiliki iPad, aku bertujuan membaca paper ilmiah dan buku-buku yang berhubungan dengan risetku. Akan tetapi aku malah membaca Harry Potter. Sejak iPad kupakai membaca selama perjalananku di kereta, aku sudah menyelesaikan tiga buku Harry Potter. Sedangkan buku-buku ketuhanan dan curhat wanita galau "Eat, Pray, Love" hingga kini belum kuselesaikan. Kini kusadari minatku seperti apa.<br />
<br />
OK, aku juga menggunakan iPad untuk membaca Kitab Suci. Ada bacaan harian dari kalender liturgi Katolik dari suatu aplikasi. Awalnya aku mencoba mengunduh aplikasi Alkitab yang sama dengan yang di Android, tapi tidak ada di Apple Store. Aku pun mencari padanan yang mirip. Aku menemukan aplikasi Alkitab yang tampilan dan navigasinya tidak terlalu asyik. Tapi ketika aku lihat bacaan hariannya sama dengan kalender liturgi Katolik, aku pun tertarik. Bacaan harian ini tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. Aku pun mempertahankan aplikasi ini di iPad. Perjalanan keretaku kuisi dengan membaca bacaan harian ini.<br />
<br />
Tapi kusadari bahwa aku tidak mungkin tuntas membaca Alkitab. Bacaan harian untuk umat itu ayat-ayat yang dipilih otoritas gereja. Ada beberapa hal yang tidak masuk bacaan harian. Beberapa ayat tidak cocok untuk anak bawah umur dan juga kadang tak terlalu berhubungan dengan doktrin gereja yang sehari-hari biasa ditanamkan kepada umat. Jika ingin membaca tuntas, harus mencoba baca sendiri dari awal hingga akhir, tanpa tuntunan bacaan harian. <br />
<br />
Oh, ya, aku juga punya aplikasi Al Quran. Secara teoretis, kalau orang membaca 1 juz per hari, dia akan tamat membaca Al Quran dalam 30 hari. Sebulan bisa tuntas. Itu kalau niat membaca. Akan tetapi aku tidak minat membaca tuntas seperti ini. Belum dapat hidayah. <br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Kini kusadari bagaimana minatku dalam membaca. Aku hanya mampu menuntaskan suatu buku dari awal hingga akhir jika aku termotivasi oleh "element of surprise". Hanya buku-buku dengan tema perjuangan manusia untuk melawan penindasan atau dalam menguak suatu misteri, yang bisa memotivasiku untuk membaca tuntas. Makanya buku-buku "kiri" dan feminis bisa selesai kubaca. Juga buku detektif dan Harry Potter bisa kubaca tuntas dengan lancar.<br />
<br />
Bacaan ketuhanan yang kuminati ternyata hanya yang sesuai dengan identitasku, yang Katolik. Aku lebih suka membaca Kitab Suci daripada interpretasi manusia akan Kitab Suci. Ada suatu misteri yang membuatku merenung. Aku memiliki ruang interpretasi yang lebih luas ketika membaca ayat-ayat, daripada membaca buku-buku karangan orang tentang ayat-ayat Kitab Suci dan tentang Tuhan. Tapi di sisi lain, aku hanya berminat membaca bacaan harian yang disodorkan oleh otoritas Gereja Katolik Roma. Aku termotivasi menuntaskan bacaan harian kalau aku yakin itu sesuai flow kalender liturgi dari gereja yang aku percaya.<br />
<br />
Kini aku pun berpikir, paper-paper ilmiah apa saja yang tuntas kubaca.<br />
Selamat membaca!<br />
Habisi!<br />
<br />
<br />
Oldenburg, 21 April 2016<br />
<br />
<a href="http://puisiscab.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-11796509906557341722016-02-07T08:08:00.001+07:002016-02-07T08:08:17.276+07:00OtomatisasiAku sedang memikirkan otomatisasi. Bagaimana caranya supaya aku tidak perlu melakukan pekerjaan secara manual. Aku ingin komputer yang bekerja untukku. Pekerjaanku kali ini berhubungan dengan cara memilih kanal secara otomatis berdasarkan pada suatu respon frekuensi. Termasuk posting ini adalah uji coba otomatisasi.<br />
<br />
Semoga hal-hal yang otomatis bisa tepat menuju sasaran.<br />
<br />
<br />
Bremen, 7 Februari 2016<br />
<br />
<a href="http://iscabremen.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-92025051573888211952016-02-07T07:07:00.000+07:002016-02-07T07:07:09.456+07:00Beda Gadis SMA dengan Janda<br />
Aku teringat masa-masa SMA, ketika aku masih lugu. Yang kupikirkan saat itu adalah menguasai matematika dan fisika, tetapi malah bagusnya di kimia. Karena sibuk mendalami ilmu-ilmu tersebut, aku tidak mengasah kemampuanku dalam memahami perasaan cinta dan romansa. Aku pun selalu culun semasa SMA.<br />
<br />
Sewaktu SMA, seseorang begitu lugu dan mudah ditipu. Pria ditipu wanita dan wanita ditipu pria. Apalagi tipuan asmara. Contohnya, Ayu Ting Ting ketika masih SMA, dia bisa ditipu dengan alamat palsu. Teringat pula, kalau aku juga pernah memberikan alamat palsu: seharusnya alamatku di Margahayu Permai, tetapi aku mengaku di Margahayu Raya. Yang satu di Selatan Bandung, yang lain di Timur.<br />
<br />
Beginilah Ayu Ting Ting bernyanyi ketika begitu lugunya, mendapat alamat palsu.<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/9ZADK7BQc64" width="420"></iframe><br />
<br />
Video yang menarik, Ayu Ting Ting masih gadis SMA, dan diduga betulan ting-ting. Dari video, terlihat kalau dia lincah menari, tapi ekspresi wajahnya masih culun. Aktingnya masih jelek depan kamera. Yang asyik dari anak SMA adalah masih fresh dan berani mencoba hal baru. Begitu pun Ayu Ting Ting masa SMA: fresh, lincah, gerak tubuh tidak terkoordinasi karena masih pemula, dan baru masuk "nyemplung" ke industri musik yang kejam penuh dengan ikan hiu.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Kini Ayu Ting Ting sudah janda. Walau menyandang nama ting-ting, ia sudah tidak ting-ting lagi. Dia sempat menikah paket kilat. Disebut kilat, karena dalam kurang dari 6 bulan bisa melahirkan anak (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Ayu_Ting_Ting" target="_blank">en</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayu_Ting_Ting" target="_blank">id</a>,<a href="http://jv.wikipedia.org/wiki/Ayu_Ting_Ting" target="_blank">jv</a>,<a href="http://su.wikipedia.org/wiki/Ayu_Ting_Ting" target="_blank">su</a>). Wanita lain biasanya butuh 9 bulan untuk hamil hingga melahirkan.<br />
<br />
Setelah tidak SMA lagi, apakah dia masih bisa tertipu oleh pria? Yang jelas, pernikahannya kandas dalam perceraian dan ia pun menjadi janda, sebulan setelah melahirkan anaknya.<br />
<br />
Beginilah Ayu Ting Ting bernyanyi Sambalado, tentang pedasnya bibir seorang pria.<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/jlQVAlmXqoE" width="560"></iframe><br />
<br />
Video yang menarik. Kemampuan menarinya tidak sebaik di lagu-lagu sebelumnya. Sepertinya koreografernya dan sutradara video klip Sambalado tidak merasa video harus dibuat menarik. Produser musik hanya ingin menjual ring tone, jadinya ekspresi musik dalam tarian tidak digarap serius. Namun bisa juga karena Ayu Ting Ting punya masalah dengan tulang belakang atau tulang panggul. Apa pun yang terjadi, tariannya tidak menarik di video tersebut. Yang membaik adalah ekspresi wajahnya di video klip. Ia sudah menimba pengalaman akting selama perjalanan karir musiknya.<br />
<br />
Dari tema Sambalado, ternyata Ayu Ting Ting masih merasa sakit hati oleh ulah pria. Ketika masih SMA menjadi korban alamat palsu. Kini ia merasakan pedasnya bibir seorang pria. Ayu Ting Ting jadi korban pria yang rasanya cuma di mulut saja dan enaknya cuma di lidah saja. Aku pun tak terlalu mengerti makna fiksasi oral ini. Sambalado terasa pedas dan panas, mulut bergoyang dan lidah bergetar. OK, ketika sudah janda dan bukan gadis SMA lagi, sepertinya kemampuan oral Ayu semakin terasah.<br />
<br />
Ayu Ting Ting kecewa. Lidah pria tersebut mengandung bara api dan racun tikus. Hati Ayu Ting Ting pun terbakar dan nyaris mati keracunan. Kesalahan pria tersebut adalah hanya baik kalau ada maunya tetapi setelah hilang rasanya, pria tersebut menghilang. Ayu Ting Ting hanya dicolek sedikit, tetapi menggigit, namun ujungnya sakit hati. Bagaimana "ujung" pria tersebut menyakitkan? Makna apa yang tersembunyi dari lagu ini?<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Ah, Ayu Ting ting, mengapa engkau begitu mudah tersakiti oleh pria? Begitu mudah tertipu? Begitu saja terkecewakan? Begitu mudah percaya dengan lidah pria? Begitu nikmatkah kemampuan oral pria tersebut?<br />
<br />
Ayu TingTing, semoga engkau belajar banyak dari selama perjalanan hidup dan karir dari masa gadis SMA hingga kini janda beranak. Tidak selamanya ucapan bisa dipercaya. Tidak selamanya kemampuan oral yang nikmat itu tidak berujung sakit hati.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Info lain kudapatkan, kalau Ayu Ting Ting masih saja tertipu oleh trik alamat palsu.<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/CVRwL0-GhV4" width="560"></iframe><br />
<br />
Seriously? Ayu Ting Ting, engkau sudah bukan gadis SMA, namun masih tertipu trik alamat palsu? Kapokmu kapan? Aku kira kamu sudah semakin berpengalaman setelah menjadi janda.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Begitulah tulisan absurd tentang Ayu Ting Ting. <br />
Posting-posting yang berhubungan dengan Ayu Ting Ting bisa diklik di bawah ini.<br />
<ul>
<li><a href="http://iscab.wordpress.com/2012/07/29/catatan-perjalanan-kursus-geol-mujaer/" target="_blank">Catatan perjalanan kursus geol mujaer 2012</a></li>
<li><a href="http://iscab.blogspot.com/2012/07/catatan-perjalanan-kursus-geol-mujaer.html" target="_blank">Catatan travelling belajar geol mujaer 2012</a></li>
<li><a href="http://iscab.wordpress.com/2012/08/05/misteri-geol-mujaer/" target="_blank">Misteri geol mujaer</a></li>
<li><a href="http://iscab.blogspot.com/2012/08/misteri-geol-mujaer.html" target="_blank">Biarlah geol mujaer tetap menjadi misteri</a>.</li>
</ul>
Terima kasih, telah membaca tulisan ini.<br />
<br />
<br />
Bremen, 6-7 Februari 2016<br />
<br />
<a href="http://peniscab.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-8156843593619380302015-01-28T22:21:00.002+07:002015-01-28T22:21:31.554+07:00Twitter dan Tissue ToiletAku suka dengan film seri "2 Broke Girls" [1], tentang dua wanita yang "broke" [2] dan menjadi kelas pekerja untuk menyambung hidup. Mereka berdua bernama Max Black dan Caroline Channing. Keduanya bekerja di warung makan milik Han. Di sana bekerja pula seorang bekas pemain musik yaitu Earl. Banyak kritik sosial yang muncul dalam film seri ini, dalam bentuk satire dan jokes yang sinis atau sarkastis. Sarkasme adalah hal yang membuatku jatuh cinta dengan Max Black, yang diperankan oleh Kat Dennings.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXet0K1-3LdWND5ngjJ3loJAEW68d-OfubivpgDqrL15vxFLSS6rrPbqLaNdtN6RG2ykw-LsAQtQXmFmt5jtAZGApBS6-VImQoivuGmgIiG4l72kyIs4crca-sDBJkvVAiFfA6jKmtD3iO/s1600/Twitter-stupid-Instagram.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXet0K1-3LdWND5ngjJ3loJAEW68d-OfubivpgDqrL15vxFLSS6rrPbqLaNdtN6RG2ykw-LsAQtQXmFmt5jtAZGApBS6-VImQoivuGmgIiG4l72kyIs4crca-sDBJkvVAiFfA6jKmtD3iO/s1600/Twitter-stupid-Instagram.jpeg" height="341" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Max Black <span style="font-size: 12.8000001907349px;">(Kat Dennings)</span><span style="font-size: 12.8000001907349px;">, "2 Broke Girls" from CBS </span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Sesuai judul posting blog ini, pada satu episode, Earl berkata bahwa dulu dia mencatat ide-ide di tissue toilet, kini orang menggunakan Twitter. Kritik sosial yang menarik. Kebetulan aku termasuk orang yang menggunakan Twitter untuk mencatat ide. Lebih tepatnya aku menggunakan social media lain (Plurk, Path, dll) yang kemudian disambung ke Twitter. Aku dibesarkan di Indonesia yang tidak memiliki tradisi bersih diri menggunakan tissue toilet, tetapi dengan air dan sabun [3].<br />
<br />
Tissue toilet dulu digunakan juga oleh Antonio Gramsci [4], ketika menulis teori-teori Marxisme ketika Gramsci dipenjara pada zaman Mussolini. Andai Gramsci bisa menulis di blog atau di Twitter, mungkin Marxisme Italia memiliki perkembangan berbeda dalam perlawanannya menghadapi fasisme Mussolini dan Hitler.<br />
<br />
Dalam kisah "V for Vendetta" [5], versi film [6], diceritakan bahwa Evey Hammond, membaca gulungan tissue toilet yang ditulis oleh Valerie Page. Dari gulungan tersebut, Valerie Page menceritakan dirinya seorang aktris film yang dipenjarakan lalu dihukum mati, oleh pemerintah yang fasis, karena Valerie lesbian. Evey Hammond mengalami simulasi penyiksaan dalam penjara sembari membaca gulungan tersebut. Oh, ya, Evey Hammond diperankan oleh Natalie Portman dalam film. Adegan ketika Evey mengalami simulasi penyiksaan mengingatkanku akan OSpek di <a href="http://iscabitb.blogspot.com/" target="_blank">ITB</a> yang kualami. Jadi bagian ini yang paling berkesan dalam film.<br />
<br />
Aku juga teringat dulu di ITB memiliki kawan yang membawa buku ide. Dia menulis ide-idenya di buku kecilnya kalau tiba-tiba inspirasi muncul. Ketika tidur, buku ide berada di sampingnya. Siapa tahu dia susah tidur atau tiba-tiba terbangun karena ide menghampirinya. Aku tidak mencontoh cara kawanku mencatat ide.<br />
<br />
Aku mencatat ideku secara acak-acakan. Kadang di buku tulis. Kadang di kertas. Kadang di Twitter (via social media lainnya). Kadang di blog. Kadang di Excel. Kadang di file txt yang kutulis dengan notepad dan text editor lainnya. Kadang jadi coding singkat dalam bahasa C/C++ atau MATLAB. Karena catatanku tersebar dalam berbagai bentuk dan di mana-mana, aku suka pusing kalau harus mengingat-ingat. Akan tetapi, aku belum pernah mencatat ide di tissue toilet.<br />
<br />
Jadi di manakah kamu biasanya mencatat ide?<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
[1] "Two Broke Girls", adalah serial TV dari <a href="http://www.cbs.com/shows/2_broke_girls/" target="_blank">CBS</a> (<a href="http://facebook.com/2BrokeGirls" target="_blank">fb</a>; wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/2_Broke_Girls" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/2_Broke_Girls" target="_blank">de</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2_Broke_Girls" target="_blank">id</a>; <a href="http://www.imdb.com/title/tt1845307/" target="_blank">imdb</a>).<br />
[2] "broke" biasanya diterjemahkan sebagai bangkrut. Namun dalam konteks ini, lebih tepat jika "broke" diartikan sebagai tidak punya banyak uang. Caroline Channing tiba-tiba "broke" karena kekayaan keluarganya disita oleh pengadilan karena ayahnya melakukan kejahatan finansial. Caroline kehilangan tempat tinggal dan akhirnya menumpang di apartemen Max. Sedangkan Max Black "broke" karena dia memang lahir dari kelas pekerja dan dia tak punya modal dan alat produksi. Max menyambung hidup dengan bekerja dan tinggal murah secara ilegal di suatu apartemen.<br />
[3] Bersih diri = cebok<br />
[4] Antonio Gramsci adalah seorang teoretikus Marxisme dari Italia (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Antonio_Gramsci" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Antonio_Gramsci" target="_blank">de</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antonio_Gramsci" target="_blank">id</a>; <a href="http://www.marxists.org/archive/gramsci/" target="_blank">web marxist org</a>).<br />
[5] "V for Vendetta" (1982) adalah komik karangan Alan Moore dan David Lloyd, tentang seorang anarchist bertopeng "Guy Fawkes" bernama V yang melakukan revolusi melawan Pemerintah Inggris yang fasis (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/V_for_Vendetta" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/V_wie_Vendetta_(Comic)" target="_blank">de</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/V_for_Vendetta" target="_blank">id</a>).<br />
[6] "V for Vendetta" (2005) adalah film adaptasi komik [4] di atas, disutradarai oleh James McTeigue dan ditulis oleh Wachowski bersaudara (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/V_for_Vendetta_(film)" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/V_wie_Vendetta_(Film)" target="_blank">de</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/V_for_Vendetta_(film)" target="_blank">id</a>; <a href="http://www.imdb.com/title/tt0434409/" target="_blank">imdb</a>).<br />
<br />
Semoga ide-idemu tidak terguyur bersama tissue toilet, atau tertimbun oleh kicauan Twitter yang tak bermakna.<br />
<br />
<br />
Oldenburg, 28 Januari 2015<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-80015999832700336252014-07-08T02:53:00.000+07:002014-07-08T02:53:27.838+07:00BerbagiDalam cerita Mahabharata, dikenal sosok Karna yang senang berbagi. Dia akan rela memberikan apa pun yang diminta, kepada siapa pun yang meminta. Aku juga senang berbagi. Masalahnya adalah belum tentu orang lain mau kubagikan hal-hal yang kumiliki. Hahaha.<br />
<br />
Aku senang berbagi kebahagiaan, tetapi aku tidak punya seseorang tempat aku membagi ini. Kalau berbagi kesedihan, sih, lebih mudah. Tapi aku tidak suka berbagi kesedihan sebagaimana aku malas mendengar cerita sedih orang lain. Aku lebih tertarik dengan cerita yang membangun optimisme.<br />
<br />
Salah satu perilaku berbagi yang ada padaku adalah berbagi informasi. Aku senang berbagi informasi, di milis, di Facebook, di blog, dan di media sosial lainnya. Tingkah laku ini adalah kelebihan sekaligus kekuranganku. Beberapa kawan sudah meng-unfriend diriku karena habitus ini. Mereka tak sanggup menghadapi banjir di timeline Facebook mereka akibat hobiku yang senang berbagi ini. Aku juga menahan diri untuk tidak berbagi terlalu banyak di Timeline Facebook milikku karena aku menyayangi kawan-kawan Facebookku, yang berjumlah lebih dari 2000 (dan di atas 90% pernah kutemui langsung di dunia nyata).<br />
<br />
Kawan-kawan Facebook yang kumiliki terdiri dari berbagai macam agama, aliran politik, hobi, kebiasaan, dll. Ada yang religius dan ada yang atheis. Ada yang berpolitik dengan aliran kiri dan kanan. Kadang aku membagi informasi secara provokatif tentang agama, yang bisa saja menyinggung kawan-kawan yang religius. Kadang aku membagi informasi secara provokatif tentang organisasi yang sering mengganggu kegiatan ibadah agama orang lain, yang tentu saja akan menyinggung kawan-kawan yang mendukung organisasi ini. Kadang aku membagi informasi tentang sains yang "mungkin" memiliki dampak terhadap interpretasi terhadap Kitab Suci agama, yang bisa saja menyinggung apa yang sudah dipercayai kawan-kawanku dalam hidup kesehariannya.<br />
<br />
Aku bersyukur karena memiliki kawan-kawan Facebook yang belum meng-unfriend diriku yang kadang terlalu berlebihan dalam berbagi informasi. Aku menyadari bahwa berteman di dunia nyata lebih baik daripada di dunia maya. Mereka yang meng-unfriend diriku toh bisa kutemui dengan asyik-asyik aja di dunia nyata dan kami pun bisa bercerita banyak karena kami tidak tahu isi Facebook masing-masing. Ketidaktahuan bisa menjadi bahan obrolan. Kadang kurang asyik, kalau ketemu untuk membahas topik yang udah ada di Facebook. Tambahan lagi, aku bersyukur karena aku tidak di-unfriend, tetapi hanya di -"hide timeline" aja.<br />
<br />
Kini di Indonesia, sedang ada pilpres. Karena calon Presiden cuma dua, maka konstelasinya kawan-kawan Facebook milikku kira-kira seperti ini:<br />
<br />
<ul>
<li>Pendukung Prabowo, baik yang profesional maupun sekedar relawan/bobotoh</li>
<li>Pendukung Jokowi, baik yang profesional maupun sekedar relawan/bobotoh</li>
<li>Pembenci Prabowo</li>
<li>Pembenci Jokowi</li>
<li>Pembenci tokoh dan/atau organisasi pendukung Prabowo</li>
<li>Pembenci tokoh dan/atau organisasi pendukung Jokowi</li>
<li>Golput</li>
<li>Troll</li>
</ul>
<br />
Aku bersyukur punya kawan-kawan yang beragam. Tapi orang kadang memandang dengan cara dualisme: semua harus biner, ini lawan itu, baik lawan jahat, "are you with or against us?", dll. Jadinya mereka yang menyuarakan keberagaman, akhirnya jatuh juga kepada pandangan bahwa jagad maya hanya jadi dua ragam: "pilihan gue" atau "lawan gue".<br />
<br />
Pada masa pilpres ini, aku memperoleh informasi dari segala penjuru. Ada informasi mutu berlian dan ada mutu sampah. Sebagian informasi perlu dianalisis secara kritis dan sebagian lagi sudah tersaji oleh media pers resmi yang tentu perlu saja tetap dibaca secara kritis. Ini karena wartawan masa kini lebih senang memberitakan dengan cepat tetapi suka lupa dengan keakuratan berita. Berdasarkan pekerjaanku sebagai peneliti, ketika berurusan dengan informasi dan entropi, selalu ada optimasi antara kecepatan dan akurasi,<br />
<br />
Aku selalu memiliki keinginan untuk berbagi. Namun kali ini, aku menahan keinginan untuk berbagi sebagaimana seorang menahan diri dalam masa puasa. Walau ada beberapa informasi yang bisa kubagi, tetapi dalam masa pilpres ini, aku tidak membaginya. Alasannya bermacam-macam. Kasihan dengan kawan yang kena banjir informasi yang tak mereka butuhkan. Aku juga membatasi laju unfriend pada diriku. Masa sih, hanya demi keinginanku untuk berbagi informasi, aku kehilangan kawan?<br />
<br />
Selain itu, aku juga harus menghormati kawan-kawan yang memiliki pandangan sosial politik yang berbeda denganku. Aku tidak mungkin menjelek-jelekkan tokoh panutan kawan-kawanku karena tokoh ini adalah harapan bagi kawan-kawanku, walau bukan harapanku. Aku memilih hal-hal yang lucu, kreatif atau membangkitkan optimisme saja yang kubagikan di Facebook Timeline. Memang kadang untuk hal yang kuperjuangkan, seperti penghormatan terhadap hak asasi manusia dan perlawanan terhadap fasisme, aku kadang menggunakan gambar dan cerita yang "keras" atau "tajam".<br />
<br />
Ketika aku memandang foto-foto kawanku di Facebook, mereka adalah suami atau istri yang saling menyayangi atau orang tua yang menyayangi anak-anaknya. Hal ini yang membuatku menahan diri untuk tidak berbagi informasi secara berlebihan dan provokatif di Facebook. Aku tidak ingin mengotori timeline mereka dengan kacaunya duniaku, yang dekat dengan wacana etis dalam dunia sains, sosial, politik, lingkungan hidup, spiritualitas, dan keagamaan. Sometimes ignorance is bliss. Namun aku memilih tetap kritis. Dan kini aku menahan diri supaya kekritisanku tidak mengganggu hidup orang lain yang ingin nyaman ber-Facebook, apalagi bersama keluarga masing-masing.<br />
<br />
Aku pun harus serius dalam Dharmaku saat ini, yaitu jadi peneliti yang dibayar untuk meneliti Brain-Computer Interface. Aku harus lebih banyak berbagi sesuai bidangku ini. Aku juga harus merencanakan dengan baik, agar yang kubagikan berada di ruang yang tepat, yaitu jurnal internasional yang ilmiah dengan peer review. <a href="http://drhdrdro.wordpress.com/" target="_blank">Darah Juang</a>!<br />
<br />
Akhir kata, aku berterimakasih karena memiliki kawan-kawan yang masih menerima diriku apa adanya. Baik yang di dunia nyata maupun di Facebook. Baik yang masih friend dan yang sudah unfriend. Baik yang "hide timeline" maupun yang membaca posting-ku di Facebook. Kalian semua adalah yang membuatku merasa kaya. Aku juga memohon maaf atas semua informasi tak berguna yang kubagi selama ini di Facebook. Semoga kaga kapok jadi kawanku.<br />
<br />
<br />
Bremen, 7 Juli 2014<br />
<br />
<a href="http://iscabrainrobot.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
<br />iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-70935217710298862382014-05-09T21:16:00.002+07:002014-05-09T21:16:38.188+07:00Membuat smartphone cacatSudah hampir 3 bulan, aku membuat smartphone milikku cacat. Kecerdasannya kukurangi secara sengaja. Sebelumnya, ada beberapa aplikasi jejaring sosial (online social network) di smartphone. Kini semua kuhabisi, kecuali Xing dan LinkedIn. Aku mengakses jejaring sosial di desktop saja. Kalaupun di smartphone, aku menggunakan browser dan harus melewati banyak login dengan segenap kerumitannya.<br />
<br />
Aku mengenal perangkat genggam pertama kali ketika ia hanya memiliki kemampuan telpon dan texting SMS. Aku merasa hal ini cukup untuk berkomunikasi via perangkat genggam. Aku tidak butuh getar-getar dalam celana karena kedatangan tempelan foto Pinterest, "mention" Twitter dan Instagram dari orang yang kukenal maupun tidak, kabar terbaru dari kawan Path, dll. Aku puas dengan kemampuan telpon dan texting sederhana. Aku pertahankan aplikasi buat nelpon: telpon bernomor, Skype, Viber, Hangouts, dan Line. Aku pertahankan aplikasi texting: SMS, Whatsapp, dan Telegram.<br />
<br />
Sejak "social media shutdown" ini, hidupku lebih mudah dan sederhana. Aku bisa menikmati mentari dan pepohonan yang menari bersama hembusan angin. Aku juga bisa menikmati bulan dan bintang yang tersipu malu di balik tarian gumpalan awan. Aku bisa mengagumi lampu kota di pinggir sungai setiap kulewati jembatan. Aku juga bisa membangun kontak mata dengan orang-orang yang kutemui di jalan, di toko, dan dalam angkutan umum. Aku bisa melihat senyum nyata manusia-manusia di sekelilingku.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/Z7dLU6fk9QY" width="560"></iframe><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Aku teringat masa remajaku yang tanpa perangkat genggam. Aku bisa janjian sama kawan-kawanku ke tempat makan, ke bioskop, ke acara api unggun, ke acara piknik, dll tanpa perangkat genggam. Tidak ada telpon panggilan maupun pesan teks "Di mana lu?" atau "Udah sampai di mana lu?". Akan tetapi kami pun bisa menikmati acara bersama.<br />
<br />
Aku tidak akan membiarkan kemanusiaanku dibuat cacat oleh teknologi. Aku akan membuktikan kepada dunia bahwa "smartphone create dumb people" itu tidak berlaku bagi diriku. Aku juga tidak mau merasakan "alone together", ketika bertemu kawan-kawan hanya untuk duduk menunduk memandang perangkat genggam. Daripada kemanusiaanku dibuat cacat oleh smartphone, maka kubuat smartphone cacat saja.<br />
<br />
Leherku sudah terlalu pegal untuk menunduk di bawah kekuasaan smartphone. Kini saatnya merebut kekuasaan itu. Leherku tidak layak untuk menunduk gara-gara smartphone. Leherku diciptakan Tuhan untuk menengadah ke atas memandang bintang-bintang di langit, karena aku tercipta dari bintang. We are all created from stars! Saatnya revolusi! Kerinduan manusia akan bintang revolusi sudah menggelora dalam jiwaku.<br />
<br />
Kini aku membersihkan jiwaku dari kebisingan dunia maya. Apalagi tahun ini, kawan-kawanku sedang terkena eforia Jokowi versus Prabowo. Tidak ada ide besar yang dibicarakan dalam dunia online. Yang ada hanya obrolan bocah-bocah fans club selebriti politik. Kebisingan yang mirip ketika aku masih kanak-kanak, "mainan gue lebih keren daripada mainan lu". Kebisingan ini baru sekadar obrolan "my horse is bigger than your horse" dan sama sekali tidak memberi makna yang berarti bagi hidupku.<br />
<br />
Jika hidup bisa dipermudah, mengapa harus dipersulit oleh smartphone?<br />
Aku pun kembali kepada pekerjaanku, Dharmaku, tanpa gangguan smartphone beserta kebisingan dunia maya yang menyertainya. Aku pun bisa jujur pada diriku sendiri yang hidup dalam kesunyian dan kesendirian. Hanya segelintir kawan dekat dan keluargaku yang mengontakku. Sampai jumpa lagi di posting berikutnya!<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Bacaan lain:<br />
<ul>
<li>Matt Might, "<a href="http://matt.might.net/articles/cripple-your-technology/" target="_blank">Boost your productivity: Cripple your technology</a>".</li>
<li>Pak Budi Rahardjo <a href="http://rahard.wordpress.com/2014/05/09/puasa-facebook/" target="_blank">puasa facebook</a>.
</li>
<li>Meditya Wasesa sedang nonton Dan Ariely, "<a href="http://meditya-wasesa.blogspot.com/2014/05/technology-leads-to-structured.html" target="_blank">Technology Leads to Structured Procrastination</a>"</li>
</ul>
Selamat membaca.<br />
<br />
<br />
Oldenburg, 9 Mei 2014<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondrogaptex.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
<br />iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-30435696366188322552014-02-27T21:42:00.000+07:002014-02-27T21:42:35.215+07:00PercayaAku selalu memiliki masalah dengan percaya diri. Suatu hari aku bertemu kawanku untuk meminta nasihat kepadanya. Dia berkata bahwa aku harus percaya kepada Tuhan. Aku pun bingung apakah ini jawaban atau solusi dari masalahku.<br />
<br />
Setelah kurenungkan dalam-dalam, siang dan malam, aku tersadar bahwa kawanku mungkin benar. Jadi aku harus percaya bahwa diriku adalah Tuhan. Jadi aku bisa percaya diri sekaligus percaya Tuhan.<br />
<br />
<br />
Oldenburg, 27 Februari 2014<br />
<br />
<a href="http://puisiscab.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-68277450253293361342013-08-24T01:10:00.000+07:002013-08-24T01:10:20.129+07:00Kicauan Republik Kelamin Mencari PerawanPada suatu hari, burung kuntul berkicau di Republik Kelamin. Ia berkicau tentang suatu test keperawanan. Karena burung kuntul merasa hal-hal kelamin lebih penting daripada kasus korupsi migas hasil ngecrot dari dalam bumi. Hal-hal kelamin ini juga lebih penting daripada mata uang Republik yang nilainya menurun bila dibandingkan dollar (dan mata uang Eropa).<br />
<br />
Di Republik ini, <a href="http://www.youtube.com/watch?v=fjHS1HLilM0" target="_blank">Kelamin über Alles</a>, seperti ramalan The PanasDalam. Selain meramal band ini juga bercerita tentang <a href="http://www.youtube.com/watch?v=pj-5oa205Bo" target="_blank">Cita-cita</a> Republik Kelamin, dengan semboyan "<b>Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Di mana ada kemaluan, di sana banyak persoalan</b>".<br />
<br />
OK, semboyan The PanasDalam sesungguhnya adalah "Argumentum in absurdum". Jadi Republik Kelamin ini betul-betul se-absurd tulisan ini. Dalam jurnalisme, kita kenal 5W+1H (what, where, when, who, why, how). Apa itu perawan? Apa itu test keperawanan? Di mana dan kapan perawan? Siapa perawan? Mengapa test keperawanan? Bagaimana test keperawanan? Akankah pertanyaan tersebut dijawab dengan absurd, mari baca posting ini lebih lanjut.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Artikel KOMPAS menyebutkan <a href="http://regional.kompas.com/read/2013/08/20/1259325/MUI.Tes.Keperawanan.Perlu.Masuk.Undang-undang" target="_blank">test keperawanan untuk masuk sekolah perlu dijadikan undang-undang</a> oleh Zainal Alim, Sekretaris MUI Pamekasan.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTx2ogHpftyBEsBL3S2j9mVrTXLfzLH1QI3FzVYd2DGif2et6rtAr2d9sPNpea4tm0xLQvswKeuIR7-IfRjP0dzJNGOYqwKTjMB_Cweok4lxvF4MpEQYjH9vEQqGyfWrwp6ir5oIk2rqZx/s1600/PerawanMUI.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTx2ogHpftyBEsBL3S2j9mVrTXLfzLH1QI3FzVYd2DGif2et6rtAr2d9sPNpea4tm0xLQvswKeuIR7-IfRjP0dzJNGOYqwKTjMB_Cweok4lxvF4MpEQYjH9vEQqGyfWrwp6ir5oIk2rqZx/s400/PerawanMUI.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Zainal mencari perawan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Jadi menurut Zainal, perlu ada sekolah untuk perawan dan sekolah lain untuk bukan perawan. Jadi perlu ada diskriminasi hak memperoleh pendidikan antara yang perawan dan yang bukan. Hal ini sebetulnya melanggar Pancasila sila ke-3 dan ke-5, UUD pasal 31 ayat 1, serta UU Sistem Pendidikan Nasional 2003.<br />
<br />
Zainal juga mengasumsikan bahwa ada ahli keperawanan. Aku menduga Zainal dulu pernah masuk kuliah kedokteran, lalu mengambil spesialisasi di bidang kandungan, sistem reproduksi, ginekologi, dan semiripnya. Sehingga ia tahu bahwa dalam kedokteran, ada ahli keperawanan. Ia mengasumsikan bahwa ahli keperawanan tahu perbedaan antara deformasi selaput dara setelah mengalami hubungan seks, setelah kecelakaan, dan setelah olahraga.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Menurut Ayu Utami di Deutsche Welle, <a href="http://www.dw.de/mengapa-tes-keperawanan-adalah-penghinaan-martabat/a-17038175" target="_blank">test keperawanan itu penghinaan martabat</a> manusia.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwEQxnWeEV35hDBnAokLEIU6kACTp9uFdefTUVNyNH41z3e51beZtde4fmQV63l4kxXtd5d-bFT3iupime0jxT0pAE36irOGGGpdWBUHzG5DS9o6AiIVDJ5kT9J-6UOqxCxxtUOzrKTSd4/s1600/PerawanAyuUtami.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwEQxnWeEV35hDBnAokLEIU6kACTp9uFdefTUVNyNH41z3e51beZtde4fmQV63l4kxXtd5d-bFT3iupime0jxT0pAE36irOGGGpdWBUHzG5DS9o6AiIVDJ5kT9J-6UOqxCxxtUOzrKTSd4/s400/PerawanAyuUtami.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Standar selaput dara yang perawan</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Menurut Ayu Utami, test keperawanan berdasarkan selaput dara itu absurd. Secara teknis, harus ada standar selaput dara yang universal untuk menentukan bentuk ini perawan dan bentuk itu bukan. Aku jadi teringat era fasisme Hitler tahun 1930-an hingga 1940-an, ada suatu standar yang ini Jerman dan yang itu bukan, yang ini Yahudi dan yang itu bukan. Yang Jerman asli dapat akses pendidikan lebih dari yang bukan. Yang bukan Jerman asli, kadang dihabisi. Yang Yahudi juga dihabisi. Standar selaput dara menimbulkan fasisme perawan.<br />
<br />
Selain itu, selaput dara bisa dioperasi pemudaan. Jadi wanita yang sudah berkali-kali berhubungan seks dengan banyak pria maupun berbagai mainan, bisa kembali memiliki selaput dara baru. Dengan asumsi perawan itu mereka yang memiliki selaput dara indah sesuai standar, wanita seperti ini bisa kembali "perawan". Aku pun ingin bertanya kepada Dewi Persik, gimana caranya operasi ini dan ingin melihat dengan mata sendiri bagaimana hasilnya.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Ingin bermimpi Dewi Persik, malah dapatnya Saiful Jamil. <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a> <a href="http://t.co/WU48aQTJSB">http://t.co/WU48aQTJSB</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/360364043019620353">July 25, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Di Jurnal Perempuan, Mariana Aminudin berpendapat bahwa <a href="http://www.jurnalperempuan.org/2/post/2013/08/tes-keperawanan-kebodohan-yang-mempermalukan-perempuan.html" target="_blank">tes keperawanan itu kebodohan yang mempermalukan perempuan</a>. Pada artikel tersebut, test keperawanan dilakukan dengan cara memasukkan dua jari ke dalam vagina perempuan. Aturannya cuma satu “Kalau jari saya mentok berarti masih perawan”.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Beesediakah Anda jika alat genital putri Anda dipegang2, dilihat2 & dibuka paksa oleh negara? <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a> <a href="http://t.co/8MxkrhMOu0">http://t.co/8MxkrhMOu0</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/369726283682304000">August 20, 2013</a></blockquote>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVBzusauCU_l4UagvH_gicZklg46dCFe67Gf1YC7OFTKDuNUck04kgar5H0AxfHEqv-pG_UgJiSqe1VryaRBhR2e953s2YBCZGGjhwCkJIryMKUjRvw2w0uTYxgh5ZqGIpccvXijy-gvbG/s1600/PerawanJP1.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVBzusauCU_l4UagvH_gicZklg46dCFe67Gf1YC7OFTKDuNUck04kgar5H0AxfHEqv-pG_UgJiSqe1VryaRBhR2e953s2YBCZGGjhwCkJIryMKUjRvw2w0uTYxgh5ZqGIpccvXijy-gvbG/s400/PerawanJP1.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mitos selaput dara</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Jika standar test keperawanan itu berdasarkan mitos, sekolah menjadi tidak lagi mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Metode colok 2 jari ini, juga bisa saja bersifat traumatis bagi perempuan. Siswi yang masih remaja harus deg-degan berbaris menuju suatu ruangan. Ia dipaksa oleh negara untuk mengangkang kemudian alat pribadinya dilihat orang asing, dipegang, dan dibuka dengan jari. Saat itu, vaginanya bukan miliknya lagi. Vaginanya dipegang dan ditusuk dengan jari dengan paksaan negara.<br />
<br />
Sesungguhnya wanita yang diperkosa itu terjadi ketika tubuhnya direnggut paksa bukan atas kehendaknya sendiri. Dalam pemerkosaan, wanita kehilangan kontrol atas tubuhnya. Tubuhnya menjadi milik pemerkosanya. Dalam test keperawanan oleh negara, wanita pun merasakan kehilangan yang sama atas alat genitalnya. Tubuh jadi milik negara. Negara berhak mengobok-obok vaginanya tanpa peduli apa yang diinginkan perempuan yang memiliki vagina.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Bersediakah Anda jika alat genital putri Anda dipegang & dibuka secara paksa oleh negara untuk dilihat2 isinya... <a href="http://t.co/IQdvgM7jbm">http://t.co/IQdvgM7jbm</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/369725262222479360">August 20, 2013</a></blockquote>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd8gdVyUUhwV_-IgSMLz1Z4J-rggxotqQu_bWLecrXhT4tFzudk83v1GM52wusm8c1iqQ5sBEN6EHOrqlgBVx6y4BsBSJnIkqJ_ImUorNRjZ9zXMf0WXOmdFYZ05Uwm6HjYenC3vKNI2Z5/s1600/PerawanJP2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd8gdVyUUhwV_-IgSMLz1Z4J-rggxotqQu_bWLecrXhT4tFzudk83v1GM52wusm8c1iqQ5sBEN6EHOrqlgBVx6y4BsBSJnIkqJ_ImUorNRjZ9zXMf0WXOmdFYZ05Uwm6HjYenC3vKNI2Z5/s400/PerawanJP2.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Test keperawanan jadi aturan hukum?</td></tr>
</tbody></table>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Adakah test keperawanan yang tidak perlu mengobok-obok vagina?<br />
<br />
Seperti yang diceritakan Om Anton, dulu ada <a href="http://sejarah.kompasiana.com/2013/08/20/test-keperawanan-ala-bung-karno-585621.html" target="_blank">test keperawanan menurut Soekarno</a>. Test ini berhubungan dengan simetri pentil payudara.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyYI-vnBbk6Yrzm2s5zGjNFNeiasoYZCK22f0ijrNRX1PJFlrtJb8Sm81zWfw8FD_2DDpVIawF9Jd6GQSasZAx8gC2MNeYf0lSPCUM4G75rysE0dcGdMcytHibbHuQYv0nAukj3R5SexD8/s1600/PerawanSoekarno.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyYI-vnBbk6Yrzm2s5zGjNFNeiasoYZCK22f0ijrNRX1PJFlrtJb8Sm81zWfw8FD_2DDpVIawF9Jd6GQSasZAx8gC2MNeYf0lSPCUM4G75rysE0dcGdMcytHibbHuQYv0nAukj3R5SexD8/s400/PerawanSoekarno.png" width="400" /></a></div>
<br />
Test keperawanan seperti di atas juga sebetulnya mitos. Penjelasan rasionalnya, pentil yang di bawah garis mungkin terjadi karena wanita tersebut telah mengalami fase hamil dan kemudian menyusui. Biasanya wanita hamil itu tidak perawan, di zaman Soekarno. Zaman sekarang, ada inseminasi buatan, jadinya wanita bisa saja hamil tanpa berhubungan seks. Metode Soekarno tersebut juga gagal diterapkan di masa kini, karena penemuan push-up bra.<br />
<br />
Pesanku tentang push-up bra adalah "<b>Wanita yang percaya diri adalah wanita yang menonjolkan kelebihannya, bukan melebihkan tonjolannya</b>."<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Bukan hanya Soekarno yang mencoba membuat teori keperawanan tanpa mengobok-obok vagina. Males Banget dot com juga mencoba membuat test keperawanan berdasarkan kuis. Menurut <a href="http://malesbanget.com/2013/08/tes-keperawanan-mbdc-apakah-kamu-seorang-perawan/" target="_blank">Test Keperawanan MDBC</a> ini, tidak bisa kuketahui apakah aku perawan atau tidak. Semoga hasil test ini tidak ada hubungannya dengan <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2013/08/bencana-toilet.html" target="_blank">bencana toilet</a> yang kualami waktu itu.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Kupikir-pikir isu keperawanan di Republik Kelamin ini hanyalah suatu bentuk "escape from reality" alias pengalihan isu dari kenyataan adanya kasus korupsi Migas yang mungkin melibatkan partai penguasa dan adanya penurunan nilai mata uang yang menunjukkan gejala awal krisis ekonomi.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/fjHS1HLilM0?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: left;">
Mari kita dendangkan kicauan absurd Republik Kelamin. </div>
Tiada yang lebih logis daripada sarkasme.
<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Supaya kaga ada korupsi migas & lemahnya rupiah, tes keperawanan dibutuhkan. <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a> Demi moral bangsa. <a href="http://t.co/mtgBWLu5xO">http://t.co/mtgBWLu5xO</a> — iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/369834015349420033">August 20, 2013</a></blockquote>
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Karena anggaran untuk tes keperawanan lebih kecil daripada menstabilkan nilai rupiah. <a href="http://t.co/SILOvf69Qx">http://t.co/SILOvf69Qx</a>
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/370168491749306368">August 21, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script>
<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
"<a href="https://twitter.com/digembok">@digembok</a>: Dinas Pendidikan Prabumulih... Serupa Tapi Tak Sama :(( <a href="http://t.co/0NxtH62LZp">pic.twitter.com/0NxtH62LZp</a>"
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/369558428223819776">August 19, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script>
<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Bersediakah Anda jika pajak yang Anda bayar dipakai untuk memegang2 alat genital putri Anda? <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a> <a href="http://t.co/aC2vVb4uoa">http://t.co/aC2vVb4uoa</a>
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/370111058662273024">August 21, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script>
<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Aku mengetes keperawanan rupiah bila dibandingkan dollar atau euro aja, ah. <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a> <a href="http://t.co/m0ehgn1F2u">http://t.co/m0ehgn1F2u</a>
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/370095112824426496">August 21, 2013</a></blockquote>
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Turunnya mata uang Republik Kelamin. <a href="http://t.co/sTGqu5KuaS">http://t.co/sTGqu5KuaS</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/370908210623807489">August 23, 2013</a></blockquote>
<br />
<br />
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script>
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script> <script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script> Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.<br />
Di mana ada kemaluan, di sana banyak persoalan.
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/pj-5oa205Bo?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<br />
***</div>
<br />
Bremen, 23 Agustus 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>
<br />
<br />
Disclaimer:<br />
Tulisan "Republik Kelamin Mencari Perawan" ini tidak memiliki hubungan dengan acara "Indonesia Mencari Bakat"iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-65540815487990800862013-07-15T06:04:00.001+07:002013-07-15T06:06:30.149+07:00Empat tahun telah berlaluEmpat tahun yang lalu, aku dihadapkan pada suatu kenyataan yang membuatku merenungkan tujuan hidupku. Aku merenungkan mengenai untuk apa aku hidup, di mana rumahku, menjadi apa aku ini, ke mana aku melangkah, dan segenap pertanyaan <a href="http://iscab.blogspot.com/2013/04/dharma.html" target="_blank">tentang makna hidup dan jati diri</a>. Tahun ini, aku berada di <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2013/06/persimpangan-lagi.html" target="_blank">persimpangan lagi</a> karena dihadapkan kenyataan lain yang membawaku kepada perenungan yang sama.<br />
<br />
Tahun lalu, aku pergi ke Indonesia, mudik menemui ayah dan bunda. Aku merasa bahwa aku harus <a href="http://puisiscab.blogspot.com/2012/07/kembali-ke-akar.html" target="_blank">kembali ke akar</a>, untuk menemukan jati diriku, dari mana aku berasal. Aku ingin mendapatkan suatu jawaban masihkah Bandung rumahku. Banyak sekali perubahan selama 6 atau 7 tahun meninggalkan Bandung. Rumahku berbeda (bangunan dan suasana). Kawan-kawanku memiliki dinamika sosial yang berbeda. Di Bandung, aku pun tak menemukan jawaban, di mana rumahku. Yang tersisa hanyalah suatu kerinduan menemui keluargaku dan teman-temanku, tempatku bertumbuh.<br />
<br />
Tahun ini, aku kembali ke <a href="http://iscabremen.blogspot.com/" target="_blank">Bremen</a>. Kota ini seperti rumahku yang lain, setelah <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2011/12/meninggalkan-bremen.html" target="_blank">kutinggalkan sejenak</a>. Pada mulanya aku gembira bisa bertemu kawan-kawan lama di Bremen. Bahkan beberapa orang yang telah meninggalkan kota ini, kembali lagi untuk melanjutkan studi doktoral. Sesaat aku merasa bahwa aku memiliki suatu takdir di kota ini. Walau dinamika sosialnya berbeda dengan orang-orang baru, untuk sesaat aku merasa Bremen bisa menjadi rumahku.<br />
<br />
Akan tetapi, pada suatu hari di musim semi, aku membuka apartemenku di Bremen. Ada perasaan aneh melingkupi diriku. Ada yang salah dengan rumahku. Suatu firasat mengatakan bahwa kota ini bukan rumahku. Aku merasakan bahwa aku harus bergerak dan berkelana. Di kantor di Bremen, aku pun merasakan ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang mengatakan bahwa pekerjaan di sana bukan untukku dan aku bukan menjadi diriku. Tak berapa lama kemudian, aku dinyatakan pada kenyataan yang mengonfirmasikan intuisiku.<br />
<br />
Kini aku dihadapkan suatu pertanyaan eksistensialis yang sama dengan empat tahun lalu. Apakah aku berada di jalan hidup yang tepat untukku? Di saat itu, aku kehilangan sebagian jati diriku, yang mendefinisikan tujuan hidupku dalam karir dan cinta. Kini aku pun merasakan kehilangan yang sama. Aku pun harus kembali menata hidupku dan menemukan "meine Bestimmung" (apa yah terjemahan Bahasa Indonesianya?).<br />
<br />
Aku mulai mempertanyakan siapakah kawanku, apakah aku memiliki sahabat, apa makna jejaring sosial bagi diriku, apa makna diriku bagi kawan, keluarga dan <a href="http://iscab.blogspot.com/2013/04/jejaring-sosial-maya-dan-nyata.html" target="_blank">jejaring sosial yang kumiliki</a>. Aku melihat apa saja yang dikerjakan kawan-kawan di Indonesia, di Jerman, terutama Bremen, dll. Apa pilihan karir mereka? Bagaimana mereka berkeluarga di tempat masing-masing? Kemudian kubandingkan dengan diriku, dengan mereka. Bagaimana jika aku hidup, bekerja dan bekeluarga, di tempat mereka? Jakarta? Bandung? Bremen? Singapura? Australia? Belanda? Swiss? USA?<br />
<br />
Aku pun bertanya kepada kawan-kawan yang dekat di hatiku. Bagaimana awalnya mereka memilih pilihan karir mereka, baik industri maupun akademesi. Bagaimana pengalaman memilih bidang studi dan topik penelitian. Kini aku mengerti apa makna jejaring sosial yang kumiliki. Ternyata mereka memberiku cermin. Aku belajar mengenai apa saja yang bisa aku kerjakan, apa saja pilihan karir yang bisa kupilih, dll. Aku merasa mendapatkan secercah cahaya inspirasi, bahwa aku bisa bekerja di mana saja namun aku harus siap berkelana lagi.<br />
<br />
Yah, aku harus bergerak. Aku harus mengembara. Rumahku adalah planet bumi. Aku tidak boleh terikat pada satu tempat dan satu jejaring sosial dengan ikatan geografis. Aku belum tahu ke mana, namun aku meraih segenap kesempatan untuk menemukan makna hidupku.<br />
<br />
Empat tahun telah berlalu. Saat itu, adalah satu hari di mana kekuatiran lenyap setelah setahun sebelumnya aku hidup terombang-ambing. Hari itu jiwaku seperti dibersihkan dari segenap emosi negatif. Perasaanku seperti suatu cangkir berisi air kotor, kemudian dalam sehari isi cangkir tersebut dibuang dan dikosongkan. Cangkir kosong tersebut siap diisi dengan sesuatu yang baru. Perasaanku kini mirip empat tahun lalu, aku merasakan kehampaan yang sama bagai cangkir kosong. Aku siap menyambut suatu pembaharuan dalam hidupku.<br />
<br />
Hari ini, aku memperingati kehampaan ini. Aku tak tahu akan ke mana. Namun aku merasa dalam waktu dekat akan ada suatu perubahan besar dalam hidupku yang memberi jawaban akan pertanyaan makna hidupku. Diriku diliputi perasaan penuh rasa syukur atas segenap pengalaman hidup dan jejaring sosial di berbagai kota di Indonesia, Jerman, dll. Aku yakin pengalaman dan kawan baru akan kudapatkan dalam langkah selanjutnya dalam perjalanan hidupku. Jiwaku merasa dipenuhi dorongan untuk bergerak menyambut setiap kesempatan bagaikan menghadapi suatu hadiah kejutan (surprise) dari Semesta. Surprise me, oh, Universe!<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Four years later... <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/356479924774764544">July 14, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
Empat tahun berlalu, dalam suatu kehampaan jiwa dan kepenuhan syukur, <a href="http://www.youtube.com/watch?v=c3uatcJqt54" target="_blank">aku pun bertanya akan ke mana</a>. Lagu Diana Ross "Do you know where are you going to?" pun menemaniku dalam perenungan ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/c3uatcJqt54?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<br />
<br />
Bremen, 15 Juli 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-18991703952915627502013-07-09T18:55:00.003+07:002013-07-09T18:55:54.568+07:00Topik menarik blogku, 9 Juli 2013Hari ini, aku melihat topik apa saja yang dibaca orang dari <a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">blog iscab milikku</a>. Gambar berikut menjelaskan kategori dan tag apa saja yang menarik dari blogku.<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4GERCU3LvFdEuI-9edGg89wz0MxfvaUgqsnL3jGSohMmNLoirxo2EgrArFeXM0NmbestX1eHYSaRBmXKg2NKZhLk77aKCU2lvAVJV-Usv4u3YbAi8oQLIRQuxI19g47GNPlb4iuzYtg4b/s1600/CaTag20130709.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4GERCU3LvFdEuI-9edGg89wz0MxfvaUgqsnL3jGSohMmNLoirxo2EgrArFeXM0NmbestX1eHYSaRBmXKg2NKZhLk77aKCU2lvAVJV-Usv4u3YbAi8oQLIRQuxI19g47GNPlb4iuzYtg4b/s1600/CaTag20130709.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Topik populer, 9 Juli 2013</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Ternyata orang lebih berminat membaca tulisanku yang serius. Aku memang tidak berbakat untuk melucu. Tulisanku yang absurd tidak menarik untuk dibaca. Akan tetapi banyak yang mencari kuntilanak merah di Bayern dengan bernyanyi lagu lingsir wengi. Pembaca sedang tertarik tulisanku tentang wisuda di ITB, mungkin karena akhir minggu ini ada acara itu di sana. Topik tentang cinta termasuk hal yang dibaca orang dari blogku. Aku bingung kenapa tulisanku tentang Bremen tidak semenarik Bayern.<br />
<br />
Aku pun merenung. Sepertinya supaya tulisanku menarik, aku harus menulis hal serius, contohnya politik dan filsafat. Kemudian ada tulisan selingan tentang cinta. Tentu saja, bukan tentang bercinta dengan kuntilanak merah, walaupun itu topik populer sementara ini. Aku pun teringat petuah, "Rajin-rajinlah menulis karena writing tresno jalaran soko kulino".<br />
<br />
Bremen, 9 Juli 2013<br />
<br />
<a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-32601789997658043712013-06-30T21:42:00.000+07:002013-06-30T21:42:00.130+07:00Ngarso Madyo Wuri, akhir Juni 2013Dulu aku teringat <a href="http://iscab.wordpress.com/2011/12/22/meninggalkan-bremen/" target="_blank">Sabda Mbah Gossip</a> ketika <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2011/12/meninggalkan-bremen.html" target="_blank">meninggalkan Bremen</a>.<br />
<blockquote class="tr_bq">
Ing ngarso Signal Processing. Ing madyo Matematiko. Tut Wuri Control Engineering.</blockquote>
<br />
Kemudian aku bertemu <a href="http://iscab.wordpress.com/2012/05/05/lagu-untuk-kuntilanak/" target="_blank">Mbah Gossip</a> lagi ketika mendendangkan <a href="http://iscabayern.blogspot.com/2012/05/lagu-untuk-kuntilanak.html" target="_blank">lagu untuk kuntilanak di Bayern</a>.<br />
<blockquote class="tr_bq">
Ing ngarso Sepulturo. Ing madyo Metallico. Tut Wuri Obituary.</blockquote>
<br />
Sekembalinya ke Bremen, Mbah Gossip pun berkicau.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Ing ngarso system theory. Ing madyo matrix algebro. Tut wuri H-infinity. <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/350246872427929604">June 27, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Ing ngarso stokastiko. Ing madyo matematiko. Tut wuri signal processing. <a href="https://twitter.com/search?q=%23fb&src=hash">#fb</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/statuses/350246149896159233">June 27, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Kicauan Mbah Gossip ini menghiburku setelah seluruh sel otak dalam kepalaku terbakar menghadapi pertanyaan wawancara untuk penelitian <a href="http://www.sigproc.uni-oldenburg.de/" target="_blank">pengolahan sinyal</a> otak dan suara. Entah hasilnya seperti apa. Kutunggu jandamu, eh, kutunggu hasilnya seminggu kemudian.<br />
<br />
<br />
Bremen, 30 Juni 2013<br />
<br />
<a href="http://puisiscab.blogspot.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.wordpress.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-46682886543383370832013-06-17T20:44:00.001+07:002013-06-17T20:44:24.348+07:00Belajar singkatan 2013Berhubung aku kurang gaul, kali ini aku belajar singkatan-singkatan penting. Dengan belajar hal ini, kuharapkan aku bisa lebih baik dalam berkomunikasi, baik dalam obrolan ringan hingga <a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">dunia perjodohan</a>. Singkatan-singkatan ini kupelajari setelah membaca <a href="http://malesbanget.com/" target="_blank">males banget dot com</a>.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
saptocondro: "Apa itu PHP?"<br />
iscab: "Pemberi Harapan Palsu"<br />
saptocondro: "Oh, jadi bukan Personal HomePage atau <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/PHP" target="_blank">PHP</a>: Hypertext Preprocesor, yah?"<br />
iscab: "Bukan!"<br />
saptocondro: "Oh, pantas aja, gua bingung kenapa cewek suka galau gara-gara bahasa pemrograman PHP. Gua kira para PHP programmer dan webdesigner bikin cewek jadi galau. Untung gua cuma tahu MATLAB, C++ dan Python doang"<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
saptocondro: "Apa itu PHO?"<br />
iscab: "Perusak Hubungan Orang."<br />
saptocondro: "Oh, jadi bukan <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pho" target="_blank">PHO</a> yang nama masakan Vietnam, yah?"<br />
iscab: "Bukan!"<br />
saptocondro: "Oh, pantas aja, gua bingung kenapa mie kuah ala Vietnam dibenci sama orang korban tikungan. Padahal Pho Bo kan enak, bo!"<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
saptocondro: "Apa itu PK?"<br />
iscab: "Penjahat Kelamin."<br />
saptocondro: "Wah, aku kira PK itu nama partai politik."<br />
iscab: "Bukan!"<br />
saptocondro: "Nah, kalau PKS itu singkatan apaan?"<br />
iscab: "..."<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Pelajaran singkatan gaul belum usai. Aku masih perlu banyak belajar demi pergaulan. Tunggulah hasil belajarku berikutnya.<br />
<br />
<br />
Bremen, 17 Juni 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
<br />iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-16711212447734821222013-06-09T21:04:00.003+07:002013-06-09T21:04:59.004+07:00Padamkan matakuTiga tahun lalu, di <a href="http://groups.yahoo.com/group/iscab/message/40124" target="_blank">miliscab</a>, aku pernah menulis tulisan di bawah ini.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Padamkan mataku, aku tetap bisa melihatmu,<br />
Sumbatlah telingaku, aku tetap bisamendengarmu,<br />
dan tanpa kaki, aku masih bisa menuju dirimu,<br />
dan tanpa mulut, aku masih dapat memohon padamu.<br />
Putuskan tanganku, aku tetap memegangmu<br />
dengan jantungku bagaikan dengan tanganku,<br />
Remaslah jantungku, dan otakku akan tetap berdetak,<br />
dan lemparkan bara dalam otakku<br />
maka aku akan tetap membawamu dengan darahku.<br />
<br />
Puisi di atas adalah karya Rainer Maria Rilke (1875-1926).<br />
Puisi ini salah satu hal yang menginspirasi diriku untuk pergi merantau ke Jerman.<br />
Dalam hidup, cinta, dan studi selalu ada banyak tantangan. Terimalah tantangan sebagaimana adanya.<br />
Melarikan diri dari tantangan sudah kulakukan berkali-kali. Begitu juga menghadapinya dengan tegar.<br />
Jangan terlalu kecewa ketika semua rencana berantakan. Itu bagian hidup yang harus dilewati.<br />
<br />
Jangan terlalu kecewa ketika rencana studi 2 tahun berantakan karena tiba-tiba di tengah jalan lentera jiwamu padam.<br />
Entah karena kamu lupa bawa korek atau karena angin dingin bertiup memadamkan lenteramu.<br />
<br />
Jangan terlalu kecewa ketika bangun di pagi hari di hari ulang tahun menerima surat pemecatan dan di sore hari di hari yang sama, kekasihmu pergi bersama yang lain dan memutuskan tak dapat bersamamu kembali.<br />
<br />
Jangan terlalu kecewa ketika kau tak dapat masuk ke dalam taman hati orang-orang yang kaucintai. Mungkin memang belum saatnya opening hour, hahaha.<br />
<br />
Jangan terlalu kecewa ketika kau pindah jurusan karena mereka tak bisa meluluskanmu. Mungkin jurusan baru lebih cocok untuk membuat bunga dalam taman jiwamu mekar berseri. Daripada jurusan lama yang penuh semak belukar menghimpit bunga tersebut. Kadang-kadang dibutuhkan keberanian lebih besar untuk mengakui kegagalanmu daripada perjuanganmu melawan kegagalan.<br />
<br />
Jangan terlalu kecewa ketika kau kesepian. Percayalah bahwa banyak orang kesepian di sini. Tapi mereka terlalu malu mengakuinya. Mungkin kebersamaan kita tak cukup menyembuhkan rasa sepimu, tapi percayalah bahwa kesepian tidak bisa disembuhkan sendirian. Kamu juga patut berterimakasih kepada mereka yang memberimu kesibukan beserta deadline-deadline, karena itu bisa membuatmu lupa sejenak akan kesepian.<br />
<br />
Jangan terlalu kecewa kalau aku dan teman-temanmu tidak ada untukmu ketika kamu membutuhkan. Kau tahu, kami juga punya kesibukan masing-masing. Percayalah bahwa kamu selalu memiliki tempat di hatiku dan sedikit waktu di jadwalku.<br />
<br />
Jangan terlalu kecewa ketika kau buka matamu dan tak kaulihat masa depan. Tunggu sejenak dengan sabar, percayalah bahwa kamu bisa menemukan korek api di kantong hatimu untuk menyalakan lentera jiwamu. Jangan takut akan kegelapan lalu panik mengikuti lentera orang lain. Apa yang cocok buat mereka belum tentu cocok buat dirimu.<br />
<br />
***<br />
<br />
Cukup sudah basa-basinya. Kembali ke puisi Rilke.<br />
Terjemahan tidak pernah seindah puisi asli.<br />
Puisi asli ada di bawah ini, judulnya "Lösch mir die Augen aus".<br />
<br />
<br />
Lösch mir die Augen aus: ich kann dich sehn,<br />
wirf mir die Ohren zu: ich kann dich hören,<br />
und ohne Füße kann ich zu dir gehn,<br />
und ohne Mund noch kann ich dich beschwören.<br />
Brich mir die Arme ab, ich fasse dich<br />
mit meinem Herzen wie mit einer Hand,<br />
halt mir das Herz zu, und mein Hirn wird schlagen,<br />
und wirfst du in mein Hirn den Brand,<br />
so werd ich dich auf meinem Blute tragen.<br />
<br />
<br />
Selamat Hari Minggu!<br />
Walau kelabu, senandung rindu tetap membawaku ke langit biru.<br />
<br />
<br />
Condro<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Tulisan di atas ditulis di hari Minggu, 14 Maret 2010, ketika cuaca <a href="http://iscabremen.blogspot.com/" target="_blank">Bremen</a> masih mendung. Saat itu, aku sedang mengandung anak rohani, yang kuberi nama Thesiscab Masterindu Sinyalia. Segenap kegalauan kuterima dengan keikhlasan dan telah kupersembahkan kepada anak rohaniku yang tampangnya kaga cantik maupun ganteng, tapi lumayanlah ia telah lahir.<br />
<br />
Tulisan tersebut juga menginspirasiku 9 hari yang lalu untuk membuat posting tentang Rilke di blog berbahasa Jerman milikku: <a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/2013/05/losch-mir-die-augen-aus-rilke.html" target="_blank">Lösch mir die Augen aus</a>. Setelah lebih dari tiga tahun berlalu, kubaca tulisanku lagi. Aku teringat bahwa perjuangan masih panjang. Akupun ingin hamil lagi. Kali ini aku ingin memiliki anak rohani yang lain. Semoga kali ini, ia ganteng atau cantik.<br />
<br />
<blockquote class="twitter-tweet">
Padamkan mataku. <a href="http://t.co/PcEqggmGew" title="http://tinyurl.com/lowscrg">tinyurl.com/lowscrg</a> (miliscab) <a href="http://t.co/pvCdmJ3tAU" title="http://plurk.com/p/iosgwa">plurk.com/p/iosgwa</a><br />
— iscab.saptocondro (@saptocondro) <a href="https://twitter.com/saptocondro/status/340476971911880704">May 31, 2013</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="//platform.twitter.com/widgets.js"></script><br />
<br />
Oh, ya, hari ini hari Minggu dengan langit biru terang dan sedikit berawan. Tidak kelabu.<br />
Walau <a href="http://saptocondro.blogspot.com/2013/05/stop.html" target="_blank">berhenti sejenak</a> di <a href="http://iscabremen.blogspot.com/2013/06/persimpangan-lagi.html" target="_blank">persimpangan</a>, aku tahu <a href="http://iscab.blogspot.com/2013/04/dharma.html" target="_blank">Dharmaku</a> akan membawaku ke mana.<br />
<br />
<br />
Bremen, 9 Juni 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-67821763712659903622013-04-29T06:38:00.002+07:002013-04-29T06:38:37.855+07:00DharmaHari ini kudapat aliran data dari seorang kawan DAAD di Facebook Wall, eh Timeline, milikku.<br />
<div>
<blockquote class="tr_bq">
Penyanyi pengen jadi caleg, Presidennya pengen jadi penyanyi. </blockquote>
<div>
Akupun tersenyum. Penyanyi ingin jadi politisi dan politisi ingin jadi penyanyi. Mengapa mereka tidak serius jadi penyanyi profesional? Suara mereka kan lebih merdu dalam dendang daripada dalam rapat-rapat politik. Mengapa mereka tidak jadi politisi profesional? Berpolitik setengah hati inilah yang membuat negara menjadi setengah negara.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku kembali tersenyum. Hal ini mengingatkanku masa-masa aku terombang-ambing dahsyat dalam menentukan tujuan hidupku. Sebetulnya saat ini juga aku masih bingung ingin jadi apa aku. Walau ketidakstabilannya tak sedahsyat dahulu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku suka mengajar. Aku selalu merasa Dharmaku di sana. Aku pernah jadi guru les privat dan di tempat kursus, semasa kuliah S1 di Bandung. Selulus kuliah, aku pernah menjadi pengajar di SMA dan juga di universitas. Kusangka aku akan jadi seorang pengajar.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Karena kebetulan aku memilih jurusan Teknik Elektro, aku ingin jadi dosen jurusan tersebut. Karena kebetulan juga aku memilih Teknik Kendali. Aku ingin mengajar hal-hal yang berhubungan dengan Kontrol. Kebetulan lagi, aku mendapat beasiswa DAAD, hingga bisa kuliah ke Jerman. Karena kebetulan aku pernah kursus bahasa Jerman, kuberanikan diri mengambil kesempatan ini. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kenapa kusebut kebetulan? Karena aku tak tahu kenapa aku memilih Teknik Elektro. Seingatku, aku <a href="http://iscabitb.blogspot.com/2011/02/pilihan.html" target="_blank">memilih jurusan ini</a> di menit-menit terakhir mengantri mengumpulkan formulir UMPTN di GSG ITB. Aku juga tak tahu kenapa memilih Teknik Kendali. Seingatku, ini karena menghindari pilihan Elektronika, "Arus Kuat", dan "Telkom". Aku juga tak tahu kenapa kursus bahasa Jerman di Goethe Institute Bandung. Aku membiarkan hidupku mengalir begitu saja. Kata orang yang beriman, kubiarkan takdir membawaku mengikutinya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Akan tetapi, hidup tanpa tujuan akan membawa bencana. Tantangan kehidupan akan selalu menghadang. Kuliah S2 di Jerman ternyata membuatku merenungkan ulang tujuan hidupku. Topik yang kupilih, yaitu Robotika, ternyata bukan hal yang cocok untukku. Aku dihadapi kebimbangan antara mengganti topik atau tetap bertahan. Jika ganti topik, aku harus memulai dari nol. Jika bertahan, aku sudah terlalu letih dalam topik yang rumit dan tak cocok. Selain itu, aku harus kembali ke Indonesia karena ikatan dinas. Jika aku kembali tanpa gelar, aku akan diinjak-injak rekan kerja. Jika aku memiliki gelar, ada kemungkinan butuh waktu tambahan, dan aku tak tahu nasib pekerjaanku. Kebimbangan yang lama.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Suatu hari, aku bertemu seorang peramal. Dia berkata kalau aku akan menjadi manusia super. Akan tetapi, aku harus mengatasi kebimbanganku ini. Kata-kata dan intonasi peramal ini begitu menyentuh hatiku. Mata kami berdua saling mengerti makna yang tak terucap dari kata-katanya. Tiba-tiba aku seperti melihat cahaya, dan aku mulai tahu harus berjalan ke mana.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku membuang topik lama. Aku mulai dengan sesuatu yang baru. Baru saja kumulai, aku menerima hadiah ulang tahun di pagi hari: surat pemecatan (tulisannya: surat usulan pemecatan). Kemudian di siang hari, aku mau curhat dengan dengan wanita yang dekat di hatiku. Wanita inilah yang selalu membuatku memiliki harapan untuk kembali ke Indonesia. Ternyata ia bersama pria lain, kekasih barunya. Aku pun remuk redam. Aku melihat tujuan hidupku menjadi dosen di Indonesia hancur sudah. Aku kehilangan alasan untuk kembali ke sana. Tatapan mataku pun kosong.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku pun pergi keluar. Aku ingin melihat langit biru. Kuhirup udara kota Bremen. Aku rindu akan pelukan udara kota Bandung dan ingin sekali kuhirup udara malam Bandung yang romantis. Namun kerinduan ini sepertinya takkan kurasakan kembali. Tempatku di Jerman dan harus kuselesaikan Dharma Mahasiswa. Aku harus menyelesaikan studi sebagaimana Arjuna harus turun ke medan Kurusetra setelah mendapatkan Bhagawad Gita. Hari itu, akupun nonton Harry Potter sendirian di bioskop. Aku ingin melupakan semua masalahku pagi hingga sore. Sepulangnya akupun tertidur, kulepaskan penat dan ruwet, dengan harapan esok yang lebih baik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku bangun dengan segar. Segenap kekhawatiranku hilang. Aku bangun dengan penuh tanda tanya. Namun tanda tanya ini tidak menyiksaku seperti dahulu. Tanda tanya ini malah mendorongku untuk maju. Aku jadi senang belajar hal baru. Aku ikut seminar dan kelas "creative writing", manajemen waktu, "stress management", dll. Aku mengganti topik. Aku mengerjakan dengan semampuku. Walau topik ini tidak terlalu menyenangkanku, namun aku berusaha menyelesaikan semampuku. Yang penting lulus. Setelah itu, gimana nanti.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ketika aku lulus master, aku dihadapkan kebimbangan. Pekerjaan apa yang kuinginkan? Programmer? Electrical Engineer? Automation Engineer? Ph.D. student? Peneliti? Di Jerman atau di Indonesia?</div>
<div>
Pada wawancara pekerjaan programmer, aku tidak bisa menjawab apa itu polymorphisme.</div>
<div>
Pada wawancara pekerjaan engineering, aku tidak bisa menjawab power spectral density juga tentang motor listrik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah melalui beberapa wawancara, akupun akhirnya bisa bekerja di perusahaan outsourcing "M". Kemudian aku disewakan kepada perusahaan outsourcing "H". Perusahaan ini menyewakanku kepada perusahaan "S" di Herzogenaurach, <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">Bayern</a>. Aku pun bekerja sebagai Test Engineer. Aku pun bekerja sambil membawa pertanyaan, apakah ini pekerjaan yang cocok buatku. Pertanyaan kusimpan, aku bekerja semampuku dan belajar banyak hal baru. Semakin lama kusadari bahwa pekerjaan ini tak cocok buatku. Setelah 1 tahun dan 4 bulan, kontrakku tak diperpanjang. Aku lega karena aku tak perlu lagi mengerjakan hal-hal yang tidak mengembangkan diriku menuju Dharmaku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perusahaan "M" membawaku wawancara ke sana dan ke sini. Akupun dijual kepada perusahaan "D" di Bremen. Aku menjadi engineer. Aku harus belajar lagi banyak hal baru di tempat kerja baru. Akupun kembali ke kota Bremen dengan orang-orang yang berbeda dengan dahulu. Aku juga tak lagi sama. Aku menyimpan pertanyaan tentang tujuan hidup. Apakah menjadi engineer di Jerman adalah Dharmaku? Apakah <a href="http://iscabremen.blogspot.com/" target="_blank">Bremen</a> rumahku? Apakah ini pekerjaan yang cocok?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Oh, ya, aku juga sempat cuti ke Indonesia tahun lalu. Bandung kini berbeda dengan dahulu. Namun udara malamnya masih romantis, sih. Lebih panas, tapi udara malamnya masih memelukku penuh cinta. Aku melihat geliat ekonomi dalam perjalanan sepanjang Jakarta dan Bandung. Makanan yang biasa kumakan di Jerman, ada semua di Bandung. Akupun bertanya, apakah rumahku di Indonesia. Haruskah kukembali? Jika aku kembali, mau jadi apa?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perjalananku mencari jati diri belum selesai. Aku tak tahu mau jadi apa, tapi aku tahu tidak mau jadi apa. Dharmaku bukanlah menjadi politisi. Juga bukan jadi penyanyi. Walau ada tawaran jadi caleg, aku merasa bahwa aku tidak memiliki akar politik yang kuat dan takkan mungkin bertahan jadi politisi yang profesional dan jujur. Jadi penyanyi pun tak mungkin karena aku cacat irama. Walau begitu, aku mulai berpikir menjadi eDJ, yaitu DJ abal-abal yang mengandalkan software di laptop dan tidak memakai piringan vinyl seperti DJ sejati. Hehehe.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dharmaku sebagai pengajar, kulampiaskan dengan berbagi di blog. Kalau cukup bahan dan ilmu, mungkin aku akan membuat buku. Dharmaku sebagai pecinta engineering, kujalankan sebaik-baiknya dalam pekerjaanku sebagai engineer. Dharmaku sebagai musisi, kuejawantahkan dengan rajin bernyanyi di kamar mandi (haha). Dharmaku sebagai seorang aficionado dalam sosial politik, cukup kutuangkan dalam tulisanku di blog saja, kaga perlu jadi anggota parlemen. Dharmaku sebagai pecinta sains, kubiarkan hidup dalam diskusi-diskusi bersama kawan-kawan di Bremen yang sedang menempuh studi doktoral.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Bagaimana dengan Dharmaku sebagai pejuang cinta?<br />
Untuk itu, aku masih mencari wanita pembawa minyak. Kuyakin minyak yang dibawanya adalah minyak sakti yang bisa menyalakan lentera jiwaku hingga terang-benderang dan penuh kehangatan.<br />
<br /></div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ini lagu lentera jiwa dari Nugie.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/pzOz40hwojw?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
Silahkan dinikmati.
<br />
<br />
<div>
</div>
<div>
Bremen, 28 April 2013</div>
<div>
</div>
<div>
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://cintascondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a></div>
</div>
</div>
iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-91727595878537379792013-04-21T21:13:00.002+07:002013-04-21T21:13:35.263+07:00Jejaring sosial: Maya dan NyataDulu aku pernah menceritakan awal mula aku menggunakan perangkat jejaring sosial online, pada artikel "<a href="http://iscab.blogspot.com/2009/02/friend-for-click-or-click-for-friend.html" target="_blank">A Friend for a Click or a Click for A Friend?</a>" Pada tulisanku, aku masih belum mengenal perangkat genggam cerdas, sebagaimana smartphone Android milikku kini. Saat itu, kuakses online social network service melalui komputer. Saat itu, kukenal (hanya) Friendster, StudiVZ, <a href="http://facebook.com/iscab.saptocondro" target="_blank">Facebook</a>, Multiply, serta KTCommunity.<br />
<br />
Kini Friendster tak pernah kubuka dan ia telah bangkrut sebagai penyedia jasa jejaring sosial online. Sebagian datanya dihapus Friendster dan sebagian lagi kupindah ke Facebook dan Blogspot. Multiply kuhapus karena fungsinya tak sesuai keinginanku. Oh, ya, Multiply pun menghapus data penggunanya dan pindah haluan bisnis sebagaimana Friendster. StudiVZ dan KTCommunity jarang kubuka karena terlalu "Jerman".<br />
<br />
Seiring berjalannya waktu, aku menambah jejaring sosial lainnya: <a href="http://twitter.com/saptocondro" target="_blank">Twitter</a>, <a href="http://plurk.com/iscab" target="_blank">Plurk</a>, Flickr, Instagram, Path, LinkedIn, Xing, dll. Sebagian untuk "haha hihi". Sebagian untuk alasan profesional. Semenjak aku bekerja jadi tukang insinyur, aku sanggup memmbeli perangkat genggam untuk menggantikan semua handphone rusak dan quasi-rusak milikku. Tentu saja alat genggam ini harus cerdas dan bisa internet. Aku pun kini memiliki aplikasi untuk jejaring sosial tersebut. Jadi social network dalam genggaman, deh.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Apakah ada perbedaan antara jejaring sosialku di dunia nyata dan maya?<br />
Apa perbedaan kawan di jagad online dan di dunia nyata?<br />
Apa makna perkawanan? Mengapa harus berteman?<br />
Apakah kita teman? atau kolega? atau sekedar pernah kenalan?<br />
Mengapa mereka tidak meng-unfriend diriku walau aku cukup "annoying" dan bikin kebisingan di Facebook?<br />
<br />
Banyak sekali pertanyaan di dalam benakku. Aku bertanya seperti ini karena aku merasakan kehilangan makna akan teknologi jejaring sosial ini. Aku sudah tidak tahu siapa temanku yang sesungguhnya. Semua yang kulihat hanyalah aliran data, gambar, tulisan, video, dan tautan. Aku tidak bisa merasakan kemanusiaan dan pertemanan dalam teknologi ini.<br />
<br />
Kini akupun merenung, mengapa aku masih menggunakan teknologi ini. Pada dasarnya aku cukup puas dengan telpon dan SMS untuk mengobrol jarak jauh dengan sahabat dan keluarga. Lebih asyik lagi kalau bikin acara bareng: makan-makan, nonton, jalan-jalan, dll. Jadi ada pertemuan fisik yang sesungguhnya.<br />
<br />
Kucoba kembali ke awal mula menggunakan teknologi tersebut.<br />
<br />
<ul>
<li>Friendster, diperkenalkan oleh kawan dekatku, Arief, di Bandung, Indonesia tahun 2004. Isi jejaringnya ialah teman dekat, kawan sekolah, kawan kuliah, murid-murid yang pernah kuajar.</li>
<li>StudiVZ, diperkenalkan oleh teman kos di Bremen, Jerman tahun 2006. Isi jejaringnya ialah orang-orang yang kukenal di Jerman, terutama Bremen.</li>
<li>Facebook, awalnya kupakai untuk ikatan silaturahmi dengan para Erasmus Student. Kemudian karena bentuknya semakin lama semakin menarik, kawan-kawanku di Friendster dan jejaring milis kutambahkan ke sini. Oh, ya, Facebook memiliki kemudahan untuk disambungkan ke jasa online social network lainnya.</li>
<li>LinkedIn, aku diperkenalkan Arthur Purnama di tahun 2007. Aku memakai ini untuk alasan profesional. Urusan mencari kerja, gitu loh.</li>
<li>Xing, juga untuk urusan profesional. Tapi ini terlalu Eropa-sentris (baca: Jerman).</li>
<li>Twitter, awalnya kupakai karena bisa disambung ke berbagai jasa lainnya. Kini Twitter sudah pernah kusambung ke StudiVZ, Facebook, LinkedIn, Wordpress, dll serta juga e-learning kampus Uni Bremen. Semenjak menggunakan perangkat genggam, aku mulai mengerti kelebihan Twitter (baca juga <a href="http://gbt.blogspot.com/2012/10/facebook-vs-twitter-in-indonesia.html" target="_blank">GBT ini</a>).</li>
<li>Path, diajak kawan dekatku, Andre Tobing, ketika aku mudik ke Bandung, Indonesia tahun 2012. Karena jumlah teman dibatasi cuma 150 orang, jadinya aku mulai merenung siapakah sesungguhnya temanku.</li>
<li>Online social network lain tidak kusebut karena jarang kupakai. Sebagian diperkenalkan oleh kawan maya maupun nyata. Sebagian kupakai terus, misalnya untuk mencari penginapan (Couchsurfing) atau karena untuk baca artikel harus dipaksa jadi anggota dan selalu login. Sebagian tidak kupakai lagi.</li>
<li>Blog yang kupakai seperti Blogspot dan Wordpress, sebetulnya memiliki kemampuan jejaring sosial. Namun kemampuan ini tidak kutekankan penggunaannya. Aku menggunakan blog untuk menulis, sesuai hobiku.</li>
</ul>
<br />
Kini kusadari bahwa mayoritas isi jejaring sosial di jagad maya adalah orang yang pernah kutemui di dunia nyata. Namun kawan-kawan terdekatku di Bandung, juga keluargaku di Indonesia, bukanlah orang-orang yang banyak berinteraksi di dunia maya (Facebook, Twitter, dll). Menghubungi mereka pun harus lewat telpon. Kawan-kawan terdekatku di Bremen mengobrol dengan nyaman jika kami bertemu fisik bukan di layar monitor komputer maupun perangkat genggam. Apalagi kalau mereka masak, betul-betul lezat.<br />
<br />
Hanya kawan-kawan dekat (dan orang-orang yang ingin kudekati), yang mampu meyakinkanku untuk menggunakan jasa online social network terbaru. Aku hanya tergerak oleh kawan-kawan yang dekat di hatiku. Sesudah diajak mereka untuk memiliki akun, aku hanya terikat pada jasa yang memudahkan hobiku: membaca, mencatat, menulis, dan berbagi. Facebook dan Twitter begitu pintar untuk terhubung dengan blogku.<br />
<br />
Kupikir-pikir, aku menulis ini karena kangen kawan-kawanku di Bandung dulu. Oh, ya, aku juga belum bertemu saudara-saudara dan keluarga besarku selama 7 tahun lebih dikit. Kurenungkan pula, akhir-akhir ini, aku menjadi Lone Wolf. Aku hidup sendiri dan tidak tahu ingin ngomong apa kalau bertemu kawan di dunia nyata maupun jagad maya. Isi Facebook dan Twitter dariku hanyalah kebisingan. Interaksi denganku hanyalah bunyi-bunyian tidak penting. Mending aku menjadi pendengar (dan pembaca) yang baik aja.<br />
<br />
Hidupku semakin absurd dengan teknologi jejaring sosial. Setidak-tidaknya aplikasi jejaring sosial online membantuku di toilet ketika aku menunggu kejatuhan mereka yang melekat hangat di pantat.<br />
Absurdiscab, iscab yang absurd.<br />
<br />
<br />
Bremen, 21 April 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-364796434514332962013-04-12T17:42:00.000+07:002013-04-12T17:42:25.893+07:00Fans berat Susilo Bambang YudhoyonoBanyak orang tahu kalau Partai Demokrat didirikan sebagai SBY Fans Club. Partai ini didirikan di hari ulang tahun Susilo Bambang Yudhoyono, disingkat SBY, yaitu 9 September 2001 (wiki: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrat" target="_blank">id</a>,<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Democratic_Party_(Indonesia)" target="_blank">en</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Demokratische_Partei_(Indonesien)" target="_blank">de</a>). Sejarah yang lebih detail bisa dilihat dari <a href="http://www.demokrat.or.id/sejarah/" target="_blank">situs resminya</a>. Oh, ya, di situs tersebut tampang gantengnya dipasang bersebelahan dengan tulisan Partai Demokrat, ketika tulisan ini dibuat. Partai ini adalah suatu <b>manunggal kawulo Demokrat lan Gusti SBY</b>.<br />
<br />
Pada tahun 2004 dan 2009, SBY ganteng dan disukai ibu-ibu. Ia lulus program doktoral dari Institut Pertanian Bogor (<a href="http://www.ipb.ac.id/" target="_blank">IPB</a>), tahun 2004, setelah mempertahankan <a href="http://saptocondro.blogspot.com/2012/03/thesis-doktoral-susilo-bambang.html" target="_blank">thesisnya di bidang ekonomi pertanian</a>. "Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal" adalah judul <a href="http://iscab.wordpress.com/2012/03/29/thesis-doktoral-susilo-bambang-yudhoyono/" target="_blank">disertasi SBY</a>. Kegantengan ditambah gelar Doktor diduga menjadi alasan ibu-ibu dalam memilih Beliau dalam pemilihan Presiden di tahun 2004.<br />
<br />
Beliau adalah orang yang multi-talent dan senang bekerja (wiki: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono" target="_blank">en</a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono" target="_blank">id</a>,<a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono" target="_blank">de</a>). Buku-buku tentang ekonomi dibuatnya di masa-masa akhir studi Doktoralnya, padahal ia juga harus mempersiapkan kampanye dalam Pemilu dan Pilpres 2004. Ia juga menghasilkan beberapa album musik selama menjabat jadi Presiden.<br />
<br />
Album musiknya terkenal hingga Eropa dan Amerika Serikat. Setidak-tidaknya masuk berita di koran-koran sana. Salah seorang kawan perempuan di Belanda, bahkan sampai rela mengunduh semua lagu SBY. Selain itu, lagu-lagu pada albumnya wajib diketahui sebagai pengetahuan umum yang diujikan dalam tes calon pegawai negeri sipil. Rumor yang belum terkonfirmasi mengatakan bahwa albumnya dijual dengan skema multi-level-marketing atau network marketing ala Partai Demokrat eh SBY Fans Club.<br />
<br />
Teringat tahun-tahun 2008-2009, SBY Fans Club menyebarkan telik-sandinya ke dunia maya dalam persiapan Pemilu dan Pilpres 2009. Aktivitas online-ku diawasi mereka. Kini di bulan April 2013, SBY Fans Club mencari informasi penting mengenai Susilo Bambang Yudhoyono. Mungkin ini ada hubungannya dengan Pemilu 2014 tahun depan, ketika Partai Demokrat berpartisipasi. Pencarian inilah yang menghasilkan suatu pendaratan di halaman blogku mengenai bahan <a href="http://peniscab.blogspot.com/" target="_blank">obrolan</a> dalam <a href="http://peniscab.wordpress.com/" target="_blank">perjalanan</a>.<br />
<br />
Kusangka SBY Fans Club mencari informasi mengenai <b>thesis</b> Susilo Bambang Yudhoyono. Ternyata bukan. Apakah mereka mencari <b>kumis</b> SBY? Juga bukan, karena SBY tidak berkumis. Walau satu intel yang mengawasiku itu berkumis. Berdasarkan laporan analisis dari SEO, informasi yang mereka cari mengenai SBY terdapat pada gambar berikut.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH7wd1f7CbaT3K_jqi98Mg4ROgGVtPC_WdDYaeXyZh3H4bZLVs0hr1OHN4D3LmQibE_LYs_i0CUIwBXFOd8bAsmhQqB8PozWfAJXmrvwtT-szoRoxuRn2OiXgeEA2XI6JDtQgmltc_HS_4/s1600/PenisSBY.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="bukan thesis SBY" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH7wd1f7CbaT3K_jqi98Mg4ROgGVtPC_WdDYaeXyZh3H4bZLVs0hr1OHN4D3LmQibE_LYs_i0CUIwBXFOd8bAsmhQqB8PozWfAJXmrvwtT-szoRoxuRn2OiXgeEA2XI6JDtQgmltc_HS_4/s1600/PenisSBY.jpg" title="bukan thesis Susilo Bambang Yudhoyono" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">bukan thesis SBY</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ternyata fans berat Susilo Bambang Yudhoyono berusaha keras mencariku untuk mendapatkan informasi tersebut. Aku belum tahu siapa mereka. Apakah mereka ibu-ibu yang memilih SBY pada Pilpres 2004 dan 2009? Ataukah Si Intel Kumis? Siapapun mereka, percayalah bahwa informasi pada gambar tersebut tak terlalu penting dalam Pemilu 2014!<br />
<br />
Bremen, 12 April 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.wordpress.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondro.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-2262783281050354212013-03-05T06:01:00.000+07:002013-03-05T06:01:09.665+07:00Beda Bremen dan Bayern Maret 2013Sesungguhnya negara bagian <a href="http://bremen.de/" target="_blank">Bremen</a> dan <a href="http://bayern.de/" target="_blank">Bayern</a> itu berbeda. Luasnya berbeda. Bahasa daerahnya beda. Bremen menggunakan <a href="http://de.wikipedia.org/wiki/Niederdeutsche_Sprache" target="_blank">Plaatdüütsch</a>, sedangkan Bayern menggunakan bermacam-macam bahasa daerah.<br />
<br />
Kali ini, aku membandingkan apa yang dilakukan SEO tentang cerita kehidupanku <a href="http://iscabremen.blogspot.com/" target="_blank">di Bremen</a> dan <a href="http://iscabayern.blogspot.com/" target="_blank">di Bayern</a>. Dua gambar berikut akan menjelaskan informasi apa yang didapat orang ketika aku ingin berkisah tentang masing-masing negara bagian tersebut.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDQ9AjCMjipbw3gWarek8sMQ_Ua2qjUyCPh5NmTHN5vPopVNWFvI4AA4gUwQd35jROFcR3mh5MQM09TMe5rX5fdt_0wmpS2nc25g6AfgFQytgliyze2yT40D9NBsH728Q0vmuwnYXeYSFy/s1600/bremen201303.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="bremen-2013-03" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDQ9AjCMjipbw3gWarek8sMQ_Ua2qjUyCPh5NmTHN5vPopVNWFvI4AA4gUwQd35jROFcR3mh5MQM09TMe5rX5fdt_0wmpS2nc25g6AfgFQytgliyze2yT40D9NBsH728Q0vmuwnYXeYSFy/s1600/bremen201303.jpg" title="bremen-2013-03" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bremen</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ternyata orang Bremen suka makan baso tahu dan siomay yang bertabur tongcai. Mereka senang hal-hal gratis. Bukan hanya buku gratis dari Gramedia, kalau bisa mereka tinggal di apartemen secara gratis.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiErXGScOln7X9qa4BO71aBR3ggRXvq1H2oM5dsHcFzFfCsUxJFiN7JzY1gy5xfr78xMs7uklCy6rrrYbOFN49m_8-YlrRVDSp-KNeyZc20lmMCF2R-zwlB3y9pJhHQ_mkj__WtIU-NAr-g/s1600/bayern201303.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="bayern-2013-03" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiErXGScOln7X9qa4BO71aBR3ggRXvq1H2oM5dsHcFzFfCsUxJFiN7JzY1gy5xfr78xMs7uklCy6rrrYbOFN49m_8-YlrRVDSp-KNeyZc20lmMCF2R-zwlB3y9pJhHQ_mkj__WtIU-NAr-g/s1600/bayern201303.jpg" title="bayern-2013-03" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bayern</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Gadis Bayern senang sekali mandi kembang tengah malam di bawah pohon waru doyong. Hal ini dilakukan supaya mereka tetap segar pikirannya ketika mengembangkan embedded system dalam smartphone. Pikiran yang tidak cerah bisa menyebabkan kepala botak, seperti Palbot.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Begitulah ulah SEO dalam menganalisa kedua blogku.<br />
<br />
<br />
Bremen, 5 Maret 2013<br />
<br />
<a href="http://iscab.tumblr.com/" target="_blank">iscab</a>.<a href="http://saptocondeutsch.blogspot.com/" target="_blank">saptocondro</a><br />
P.S. Ini uji coba <a href="http://iscab.wordpress.com/2013/03/02/ifttt/" target="_blank">IFTTT</a> lagi.iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7116162138436937615.post-54043239061905961612013-03-04T05:10:00.001+07:002013-03-04T05:10:32.857+07:00Si Kecil terbunuh lalu jadi hantu?<div xmlns='http://www.w3.org/1999/xhtml'>Hari ini, kembali kulihat bagaimana orang mencariku di Google. Gambar berikut menunjukkan...<br/><br />via iscablr http://iscab.tumblr.com/post/44488997337</div>iscab.saptocondrohttp://www.blogger.com/profile/07154504201854203238noreply@blogger.com1