Lima tahun kuliah di jurusan sastra listrik di sebuah perguruan tinggi negeri ternama di Bandung, yaitu UGT (Universitas Gadjah Tapa), memang memberi kenangan indah dan berkesan.
Bisa merasakan patah hati terparah, bisa menemui kawan-kawan yang sekarang entah kemana, bisa makan-makan dan bakar-bakar di sunken court, dll.
Pernah juga, ada dosen masuk kelas, lalu menaruh transparansi di OHP, lalu dia duduk, kemudian tertidur dengan mulut menganga di depan kelas. Semua mahasiswa kaga ada yang berani keluar. saat itu kami semua oportunis dan pengecut. Kami takut nilai kami diutak-atik olehnya kalau keluar. Dosen macam ini memang mengesalkan. Terpaksa deh melihat gigi ompong dosen itu.
Setelah menanti lama, akhirnya aku bisa lanjut studi. Dari sastra, aku pindah jurusan. Sekarang aku ambil jurusan pariwisata listrik di sebuah kota berangin di Jerman, namanya Bremen. Lumayanlah buat aku yang senang foto-foto amatir, jepret sana jepret sini. Lumayan puas juga di jurusan ini. Tidak ada dosen yang seenak udel mempermainkan mahasiswa dengan tidak adil seperti dulu di jurusan sastra listrik. Sekarang dosen lumayan adil. Tidak salah mengambil jurusan pariwisata listrik.
Kuliah di sastra listrik dan pariwisata listrik ada yang mirip, yaitu cewenya sedikit. Untung aja di jurusan pariwisata listrik, ada kursus (agak) gratis di Goethe Institut. Bisa lihat kuliah bareng cewe-cewe cantik dari Rusia, Turki, Slovenia, dll.
Mudah-mudahan kubisa berjuang mencari jodohku selama kuliah di jurusan pariwisata listrik. Semoga dapat cewe pirang dan mata biru, tapi tidak berkaki empat atau tiga.
Buat jomblo sedunia, bersemangatlah, karena hari kemenangan akan segera tiba.
Itulah Manifesto Jomblo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar