Minggu, 28 Desember 2008

Film Romantis

Film Romantis


Aku selalu suka film romantis, terutama yang happy ending. Baik film Hollywood, Bollywood, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Korea, oh ya, termasuk Indonesia, mir ist Wurst (semuanya sama aja).

Film romantis membuatku membangun kota utopia dalam diriku, yang penuh taman bunga indah yang berisi jiwa sang pencinta. Film romantis dari Hollywood yang kebanyakan happy ending, bagai candu bagiku yang menjauhkanku dari kenyataan bahwa cintaku itu tidak seindah film.

Aku suka sebuah film Italia, Cinema Paradiso, yang menggambarkan cinta seorang laki-laki akan bioskop tua dan wanita. Alfredo, si penjaga bioskop dengan diam, membuat si pencinta meninggalkan bioskop tua dan wanita yang dicintainya, supaya mengejar cita-cita yang lebih besar. Ketika si pencinta kembali, bioskop tersebut akan dijadikan tempat parkir dan dia menemukan wanita yang mirip dengan wanita yang dicintainya. Ternyata dia anak wanita yang dicintainya, yang telah menikah dengan sahabatnya.

Aku lalu melihat diriku yang meninggalkan seorang wanita yang kucintai demi cita-cita lebih besar. Entah apa yang terjadi dengan kita berdua nanti. Film Cinema Paradiso bisa menceritakan perjalanan 40 tahun kehidupan hanya dalam waktu tak lebih dari 3 jam, sudah membuatku penuh air mata haru. Kehidupanku yang kujalani bukanlah kehidupan virtual 40 tahun dikompresi jadi 3 jam, tapi kehidupan nyata. Hari demi hari harus kulalui dalam kekosongan sebagian jiwa ketika harus melepaskan seorang kekasih.

Film Korea-Jepang, bernama Friends, yang ada Kyoko Fukada juga asyik. Ceritanya juga seputar penantian. Ada hubungan menarik antara pria Korea penggemar film dan wanita Jepang. Wanita Jepangnya sampai bela-belain belajar bahasa Korea. Film cinta tanpa adegan ciuman, hanya mengandalkan sorotan mata penuh kasih. Mereka terpisah, lalu bertemu lagi ketika si pria memenangkan penghargaan film.

Film romantis yang dibintangi Adam Sandler, Meg Ryan, Tom Hanks, Sandra Bullock, Drew Barrymore, Hugh Grant, Renee Zelweger, dll juga favoritku. Happy Ending adalah kecenderungan film Hollywood. Cocok ditonton kalau lagi masa-masa ujian. Membangun optimisme.

Film yang kaga happy ending, membuatku takut. Karena terlalu mirip dengan kehidupan cintaku. Aku selalu takut menghadapi diriku sendiri. Film cinta kaga happy ending bagai cermin yang menggambarkan wajahku, Sang Pencinta Gagal. Film happy ending bagai lukisan Basuki Abdulah yang katanya bisa membuat lukisan yang lebih cantik daripada aslinya. Jaman sekarang Adobe Photoshop bisa membuat wajah orang lebih cantik daripada aslinya. Seperti itulah film romantis happy ending, dunia serasa lebih indah. Lalu aku pun menjadi Sang Pemimpi.

Jumat, 26 Desember 2008

Yang Terlupakan

Yang Terlupakan...

(ditulis 26 Mei 2007)


Itu judul Blogs hari ini. Mengapa pilih judul ini?

Hal ini terjadi karena aku mencoba meng-add atau meng-invite seseorang, tapi kaga direspon, padahal dia pernah kenal aku. Ternyata aku dilupakan. Dan biasanya yang melupakanku adalah wanita-wanita yang memikat hatiku.

Menurut Ignas Kleden (atau Frans Magnis Suseno, ya?), seorang lupa, karena dia menganggap hal yang dilupakan sebagai suatu hal yang tidak penting. Seseorang tidak akan pernah melupakan hal yang penting. Supaya kamu tidak dilupakan seseorang, jadilah hal yang terpenting bagi hidup seseorang.

***

Berbahagialah wanita yang melupakanku, karena itu artinya kamu adalah wanita cantik dan berhasil mengambil sebagian hatiku.

***

Sebut saja namanya D. Aku kenal dia saat aku kelas 2 SMU dan dia 1 SMU (jamanku SMA namanya SMU). Aku kursus Bahasa Inggris bareng dia saat itu. Wajah cerianya, tawanya yang lepas, alis tebalnya, membuatku terpesona dan menyembuhkan hatiku yang hancur karena patah hati Gelombang Pertama (aku jelasin di Blogs lain tentang gelombang ini).

Saat aku 3 SMU, kami tidak bertemu lagi. Tapi saat aku kuliah semester kedua, kami bertemu lagi di suatu Bimbel. Aku menjadi pengawas Try Out, dan dia sedang berjuang untuk ujian UNPAR dan UMPTN. Hari itu nampaknya dia tidak lupa denganku. Si D ini juga mengenalkan aku dengan temannya yang sebut saja bernama X, yang 3 tahun kemudian menjadi penyiar radio Paramuda lalu juga melupakanku. Sekali lagi aku ternyata mudah dilupakan.

Si D sukses masuk ekonomi UNPAR. Lalu kami tak bertemu lagi. Suatu hari kulihat foto si D di rumah sahabat terbaikku, ternyata sobatku ini kenal si D. Lalu aku tanya-tanya tentang si D, sobatku juga bilang kaga kontak lagi dengan D. Aku ngobrol dengan sobatku kalau aku sempat punya niatan pedekate dengan si D. Sobatku bilang kan beda agama.

Suatu waktu di jalan Cihampelas, Bandung, di restoran yang kulupa namanya (Ternyata aku juga mudah melupakan, sehingga kayanya gara-gara karma, aku mudah terlupakan), aku bertemu si D. Si D bilang dia sudah kerja di Jakarta. Aku tanya-tanya HP dan dapat nomor IM3. Lumayan bisa kontak lagi. Hari itu dia tidak nampak lupa denganku.

Ketika aku pindah kerja ke Semarang, aku nonton Extravaganza. Di situ aku lihat ada penonton yang ketawa ngakak dengan mulut lebar. Kok gua ingat tawa itu, ya. Oh, ya, itu kan si D. Lalu aku SMS dia, dan ternyata benar dia.

Lalu ketika aku pindah ke Bremen, Jerman, aku temukan friendster account si D lalu aku add friends. Dia tidak meng-approve. Ternyata dia melupakanku.

(eits... tulisan 26 Mei 2007 ini tidak terlalu tepat, ternyata si D tidak lupa sama gua, akhirnya gua di-approve di Friendsternya dan Facebooknya)

***

Cerita lain, sebut saja namanya A. Aku kenal si A saat aku kelas 1 SMA. Tampangnya asyik dilihat. Kalau kulihat dia, ada suatu perasaan bahwa suatu hari dia akan menjadi cantik dan sexy (akhirnya aku betul).

Dulu aku mau pedekate ama si A, tetapi setelah tahu siapa kakaknya, aku urungkan niatku. Kenapa? Mau tahu aja. Pokoknya complicated. Selain itu, si A pindah sekolah ke Australia dan aku tak bertemu lagi.

Suatu hari, aku mengutak-atik friendster, aku temukan si A dan kakaknya. Dari fotonya, aku lihat si A betul-betul jadi cantik dan sexy (paling asyik kalau dibandingkan dengan kakak-adiknya). Kakaknya sukses ku-add jadi temanku, tetapi si A kaga mau approve. Sekali lagi, ternyata aku mudah dilupakan.

(eits... ternyata yang ini kaga tepat juga, akhirnya aku di-approve juga di Friendsternya dan Facebooknya)

***

Ada cerita lagi, sebut saja namanya M. Aku kenal dia kelas 1 dan 2 SMP. Rambut panjangnya, bibir tebalnya (walau tidak sesexy Angelina Jolie), dan hal-hal lain yang pokoknya asyik dilihat, deh, membuatku punya semangat hidup lebih.

Dia pindah ke sekolah negeri: SMP dan SMA negeri (SMA Negeri 3 Pusat), lalu lanjut ke Kedokteran UNPAD. Jadi sulit pedekate, nih.

Aku bertemu dia lagi, ketika aku hendak Week End KMK ITB tahun 1998. Ternyata dia itu pacar (atau mantan) kawan KMK ITB, yang sebut saja bernama I. Si M dan si I mengobrol sebelum bus berangkat, lalu si M keluar bus setelah say good bye dengan si I. Sebelum keluar bus, aku lekas menghampiri si M, say hai, dan menanyakan pertanyaan penting "Masih ingat gua, kaga?". Jawabannya adalah TIDAK. Sekali lagi, ternyata aku mudah dilupakan.

Oh, ya, si I putus dengan si M. Aku dan si I sering ngumpul di Sunken Court E-07 ITB, untuk nongkrong, makan-makan, bakar-bakar, nyanyi, main gitar, dll. Sekarang aku sangat sedikit mengerti mengapa dia sering menyebut kata "galau" ketika ngumpul. Sekarang si I sudah bertemu wanita lain bernama R, lalu I dan R sama-sama pindah ke Jerman, untuk studi. Si I dan si R tidak melupakanku. Hore!!!

***

Sebelum terlalu senang, aku cerita lain. Sebut saja namanya Y. Aku kenal dia saat 1 SMP. Kami teman sekelas. Kadang-kadang kami sering curi-curi pandang. Kalau ngobrol kami grogi dan kikuk. Dasar anak SMP!!!

Pergi sekolah aku selalu lewat rumahnya di jalan Astana Anyar nomor sekian-sekian yang tidak pernah kulupa. Waktu itu, aku naik bus DAMRi jurusan Kopo-Dago, yang pasti lewat Astana Anyar, Bandung. Selain itu, halte bus Kopo Dago dekat rumahnya.

Aku juga pernah membantu dia mengerjakan tugas Elektronika. Mmmm... kurang tepat. Lebih tepatnya, aku mengerjakan tugasnya membuat adaptor ketika tenggat waktu mendekat. Parahnya, dia kaga ngasih kabel serabut, cuma ngasih kabel isi tunggal. Nambah repot saja. Aku bersusah payah semalaman buat si Y ini (sampai kurang tidur, tangan kena solder sedikit, kesetrum listrik AC dikit).

Si Y ini ternyata bukan bermasalah di pelajaran Elektronika saja, melainkan di banyak pelajaran lain. Dia tidak naik kelas. Hore... aku naik kelas. Kami pun "agak" terpisah. Dia makin canggung ketika bertegursapa denganku, mungkin malu kaga enak karena dia tidak naik kelas.

Tahun berlalu, aku sudah 2 SMA dan si Y 1 SMA. Aku menjadi bagian yang meng-OS dan si Y di-OS. (OS = Orientasi Studi). Saat itu, dia sedang bergabung dengan mereka yang mendapat hukuman karena lalai mengerjakan Tugas serta memalsukan tanda-tangan. Aku kan bergabung dengan bagian Litani Santa dan Santo (maksudnya bagian bentak-bentak). Sejak itu, kalau bertemu denganku, dia menghindar.

Lalu si Y pindah ke luar negeri. Aku berhasil menemukan account-nya di friendster, aku coba add, tapi dia kaga approve. Aku tak tahu apakah dia melupakanku atau dia bete denganku.

***

Ada kisah wanita lain, sebut saja namanya si J. Aku kenal dia saat aku 2 SMA dan si J 1 SMP. Kami berkenalan di Palang Merah St. Aloysius. Dia lumayan cantik, dan bodynya asoy untuk anak seumuran dengan dia. Pokoknya bahenol, lah. Rumahnya di Kopo Permai, dekatlah dengan rumahku. Cuma sayangnya, dia punya keunikan yang bikin banyak orang bete: sifat manja, kekanak-kanakan, suka nyolot, asosial, dll. Mmmm... apakah ada hubungannya dengan PMS, ya? Yang jelas, kawan sekelasnya sering ngerjain dia, karena sifat uniknya itu. Intinya sih parah banget.

Aku sempat juga pengen pedekate dengan si J, tapi sikapnya itu mana tahan. Selain itu, dia pindah sekolah karena kaga tahan dikerjain teman-teman sekelasnya.

Oh, ya, saat itu, seorang kawanku, bernama G (yang tahun 2005, jadi vokalis band Yovie dan Nuno) sempat nanya-nanya aku tentang si J. Maklum aja, si G waktu itu baru putus dengan si V, wanita cantik. Si V ini bikin aku ingat Save The Last Dance, karena sewaktu kelas 3 SMA, si V adalah partner dansa terbaik bagiku. Sekarang si G sudah punya istri, dan istrinya adalah kawan Friendster. Si G orang sibuk, kaga sempat friendster-friendsteran. Si V juga diduga sudah menikah. Si V salah satu kawan di friendster. Dia tidak melupakanku.

Suatu hari, Palang Merah Aloysius bermain basket bareng. Aku melakukan blocking yang salah, dan si J terpental. Bagaimana caranya? Sulit dijelaskan dengan kata-kata. Jarang ada orang bisa mendorongku ketika aku menggunakan kuda-kuda Bumi Beringsut. Nah, kasihan banget, ada wanita bertabrakan dengan denganku ketika aku pakai kuda-kuda ini. Sejak itu, dia bete kaga mau ngomong denganku lagi. Aku berusaha minta maaf, tapi dia marah-marah. MAta indahnya dipakai buat melotot. Bibir cantiknya dipakai buat bentak-bentak lalu manyun.

Senjata terampuh wanita adalah diam. Tapi sebagai cowo, aku tidak sengaja menemukan rahasia mengalahkan senjata ini. Suatu hari, aku ikut TOP Computer Club di sekolah, lalu kebetulan membobol login komputernya, menulis pesan-pesan tertentu. Yah, senjata diamnya bisa dibobol, karena dia langsung mendatangiku, ngomel-ngomel.

Si J pindah sekolah. Waktu berlalu. Aku sempat bertemu dia tahun 2003, saat aku sedang menderita karena patah hati Gelombang Kedua. Aku bertemu di jalan Taman Sari, dia melirikku lalu pergi. Sempat juga bertemu dia, di gereja St. Martinus, saat itu Natal atau Paskah, ya? Aku bingung, emangnya dia Katolik, kok kaga pernah lihat, ya. Dia melirikku lalu pergi. Dari dua pertemuan itu, aku tahu dia udah jadi anak gaul kota Bandung. Pakaiannya itu lho, bikin dia makin sexy. Baju miskin yang ketat dan bikin You can see my ketiak. Gaya dandannya juga mantap.

Nah, aku temukan account si J di friendster. Aku coba add dan dia tidak approve. Entah dia melupakanku atau masih bete denganku.

***

Ada cerita lagi, yaitu si Mn. Aku kenal dia saat aku 2 SMP dan dia 1 SMP. Senyumnya indah, lirikan matanya bikin aku pengen nyanyi lagu A. Rafiq. Intinya sih ketemu dia bikin semangat hidup.

Wanita ini juga kaga jauh beda dengan semua wanita-wanita yang menarik hatiku. Dia juga melupakanku. Dia tidak meng-approve di friendster.

(eits... yang ini ngaco juga, akhirnya si Mn meng-approve di Friendsternya dan Facebooknya)

***

Mengapa semua wanita yang kutaksir, mudah melupakanku?


Aku memang mudah dilupakan.

Geheimnis

Geheimnis adalah bahasa Jerman untuk misteri.

Berbicara tentang misteri, banyak orang berkata aku adalah orang yang misterius. Kawan-kawan terdekatku dan orangtuaku juga tidak kenal siapa aku.

Selalu ada tembok yang menutupi mata orang untuk melihat diriku yang sebenarnya. Bahkan aku pun juga tidak tahu siapa diriku.

Mau diapa-apain juga aku sulit terbuka dengan orang lain. Mmmm... aku belum mencoba truth pill.

Akibat dari ketidakterbukaan ini, aku tidak punya hubungan dekat dengan orangtuaku. Aku selalu kebingungan jika pada saat wawancara kerja, aku ditanya tentang orang tua. Aku cuma bilang pekerjaan mereka dan sudah cukup. Aku pernah melamar kerja di institusi pendidikan Katolik. Pertanyaan pewawancara tentang hubunganku dengan kedua orang tuaku, tidak cuma tentang pekerjaan mereka. Aku tidak bisa menjawab. Seharusnya dulu kukatakan saja, aku tidak dekat dengan orang tuaku, bisa ganti pertanyaan lain. Orangtuaku suka bingung dengan anaknya sendiri.

Kawan-kawan terdekatku juga tahunya kalau aku seorang pendengar yang baik, senang makan, senang nonton film, suka tertawa, imaginatif, suka bercerita (kalau dikasih kesempatan), suka bercerita lucu (walau kadang-kadang garing, yang penting usaha), cerewet (kalau tidak ada orang lain yang lebih cerewet), suka gospol (gosip politik), mmm... gosip selebriti juga suka, suka telat datang kecuali kalau nonton film di bioskop. Tapi mereka tetap tidak kenal siapa aku. Aku tetap menjadi misteri.

Mantanku, sebut saja namanya "27092005-01042006", juga suka kesal dan uring-uringan karena tidak mengerti aku. Aku heran, kok, dia bisa tahan HTS 2 tahun, dan jadian cuma setengah tahun. Kami putus baik-baik karena aku merantau ke negeri seberang (yang jaraknya seperempat keliling bumi dari tempat tinggalnya). Sampai putus, nampaknya dia tidak bisa menembus tembok yang menutupi diriku.

Sepertinya, aku bakal kena masalah dengan wanita, karena masalahku ini. Andai aku bisa terbuka dengan orang lain.

Sebetulnya aku sudah mulai mengingat masa kecilku. Apakah ada trauma-trauma yang membuatku menjadi tertutup seperti ini? Ada banyak kejadian yang kuingat, yang mungkin berhubungan dengan ini. Tapi setelah tahu, apa yang harus kulakukan? Aku tidak pernah belajar psikologi, jadi aku tidak bisa mengatasi masalah ini.

Death Obsession in Virginia Tech

Hehehe... jangan tertipu dengan judul Bahasa Inggris.

Aku pemakai Bahasa Indonesia yang taat. Aku lagi pengen bincang2 masalah obsesi akan kematian. Salah satu contoh, mahasiswa Virginia Tech yang bernama Cho Seung-Hui yang menembaki orang-orang di asrama dan kampus lalu bunuh diri. Ada 32 orang mati terbunuh, atau mungkin sudah nambah.

Aku juga punya pengalaman lain. Aku juga pernah terobsesi dengan kematian. Tahun 2000-2002, ketika aku patah hati, aku selalu membayangkan kematian. Pernah berpikir bagaimana ya rasanya bunuh diri. Aku juga marah kepada banyak orang, seluruh dunia serasa memojokkanku dan merendahkanku. Sebelum tidur, aku berpikir besok aku akan mati, lalu ketika bangun tidur, aku bertanya-tanya mengapa aku belum mati. Mungkin pikiran Cho, mahasiswa Virginia Tech itu, ada suatu hal yang mirip. Dia punya sifat homicidal dan suicidal. Kalau dulu, aku rasanya punya sifat suicidal, walaupun marah kepada orang-orang di sekitarku, aku tidak ingin membunuh mereka. Cho membunuh lalu bunuh diri.

Homicidal = membunuh orang lain

Suicidal = membunuh diri sendiri

Pengalaman lain selama kuliah adalah mengenal seorang kawan yang berusaha bunuh diri. Pagi hari, aku dan dia main karambol bareng sambil ngobrol-ngobrol. Dia sepertinya banyak pikiran, sehingga aku bisa menang main karambol. Biasanya aku mudah dikalahkan. Lalu aku kuliah, dan dia bilang dia mau pergi ke BIP. Ketika siangnya aku kembali dari kuliah, kawanku ini sedang dibicarakan banyak orang. Dia diantar ke rumah sakit. Aku lalu bertanya-tanya, orang-orang malas menjawab. Aku mendapat informasi sepotong-sepotong, lalu bagaikan puzzle, info kususun. Dia pergi ke BIP membeli pisau. Lalu mencoba memotong urat nadi dengan menyayat tangan. Karena sayatan yang salah, dia masih bisa selamat, walau darah di mana-mana. Info lain, kudapatkan bahwa dia patah hati. Sebetulnya, selain patah hati, dia juga punya masalah dengan orang tuanya. Orang tuanya ingin dia kuliah di ITB, tapi dia ingin kuliah jurusan lain yang tidak ada di ITB. Masalahnya kompleks. Kawanku ini sering membuat gambar-gambar kartun yang ceritanya aneh, penuh kekerasan, dan banyak adegan sadis. Kalau aku melihat goresan pensil pada gambarnya, aku merasakan nuansa, suatu masalah dalam kejiwaan. Yang menakutkan adalah aku merasakan bahwa kekacauan jiwanya adalah gambaran diriku. Aku merasakan semua kegalauannya sama dengan kegalauanku yang sedang patah hati.

Nuansa kejiwaan yang bermasalah dari Cho (pembantai di Virginia) dan kawanku yang mencoba bunuh diri, kutangkap dari karya-karya mereka. Cho dengan video dan tulisannnya, kawanku ini dengan gambar-gambarnya. Semuanya menggambarkan diriku, ketika dulu aku terobsesi dengan kematian. Mereka memilih jalan mereka masing-masing. Cho membantai lalu bunuh diri, dan mati. Kawanku mencoba bunuh diri, selamat, dan kuliah di jurusan yang diinginkan lalu nampaknya dia senang dengan kehidupan barunya. Aku juga memilih jalanku. Aku terbebas dari patah hati, setelah bertemu wanita yang hebat yang mau jadi pacarku, lalu bisa lulus S1, kerja, dan lanjut kuliah S2. Andai Cho, memilih jalan lain, mungkin cerita bakal berbeda.

Kata psikolog aliran Freudian (Sigmund Freud), obsesi terhadap kematian berhubungan dengan fiksasi anal. Perkembangan jiwa (kata aliran Freudian) berhubungan dengan perkembangan seksual, yang terbagi dalam fasa-fasa tertentu. Ada yang salah pada fasa anal, sehingga timbul masalah fiksasi anal. Karena aku ini kaga mengerti psikologi, maka tolong, ya, kalau punya kawan psikologi, kasih tahu aku dan minta dia jelasin apa itu fiksasi anal.

Nah, karena aku tidak tahu apa itu fiksasi anal. Maka sekarang aku ngelantur kaga jelas. Apakah fiksasi anal itu berhubungan dengan buang air besar? Setiap kali aku buang air besar, aku berlama-lama di WC. Butuh 5 menit (kata orang 10 menit) menunggu, hingga hajat pertama keluar. Lalu hajat terakhir pun keluarnya lama. Selain itu, buang hajat rasanya enak sekali. Mungkin ada hubungannya juga dengan sensasi seksual. Aku pun baru mau bersih diri (cebok) ketika hajat terakhir sudah habis dan mengikuti aliran guyuran. Let it flow, man! Aku pun punya ritual bersih diri yang lama dan panjang. Pertama aku siram anusku dengan air (boros air dah) sampai agak-agak yakin tidak ada banyak hajat di situ. Lalu aku bersih diri dengan sabun, hingga dua kali. Aku merasa kurang bersih kalau hanya sekali. Mmmm, mungkin juga ada sensasi seksual tertentu ketika aku bersih diri. Nah, di Jerman, karena pakai tisu, aku bersih diri banyak memboroskan tisu.

apakah ada hubungannya sensasi asyik ketika buang air besar dan bersih diri, dengan fiksasi anal?

BTW, aku juga kalau mandi lama. Aku rasanya senang sekali, kalau air mengalir membelai tubuhku. Aku senang ketika tanganku yang bersabun meraba-raba tubuhku. Aku senang pijatan lembut tanganku di kepala ketika keramas. Mungkin juga ada sensasi seksual saat mandi. Apakah ini juga ada hubungannya dengan perkembangan seksual ala Freudian?

Andai aku belajar psikologi.

Kejujuran anjing dan kegelapanku

Aku kagum dengan kejujuran anjing.
Mereka selalu bisa jujur mengungkapkan perasaannya.
Mereka pun tidak peduli apa kata orang tentang diri mereka.
Aku ingin bisa jujur seperti itu, tapi terlalu takut dengan komentar orang-orang.
Ketika anjing butuh perhatian orang, mereka bisa jujur.
Kalau aku, wah, pasti pakai mikir-mikir. Biasanya orang akan bilang kalau aku kekanak-kanakan.

Di satu sisi, aku mungkin punya masalah gangguan komunikasi, sehingga membutuhkan perhatian di atas "orang normal". Apakah ini sebentuk autisme, aku tak tahu. Aku belum pernah dicek ke psikolog maupun psikiater.

Di sisi lain, aku terlampau takut mengungkapkan perasaan ini. Pengalamanku dengan wanita, membuatku terlampau takut berbuat jujur. Aku terlalu takut sakit hati karena dibilang kekanak-kanakan. Manusia kadang-kadang terlampau kejam dalam berkata-kata. Tapi ini dunia manusia, aku harus selalu siap menerima kata-kata kejam orang tentang diriku.

Kalau saja, aku seekor anjing, mungkin hidupku tak perlu tersiksa oleh perasaan ini.
Sisi rasionalitasku masih bisa sampai kini mengendalikan diriku. Tapi aku merasakan ada sisi gelap dalam diriku yang siap meledak. Suatu sisi di mana tidak ada moralitas, hanya ada kebebasan, kemarahan, tidak ada rasa bersalah, tidak ada rasa takut. Inilah yang dinamakan psikopat.

Aku mungkin belum melangkah ke sisi itu. Namun kegelapan itu selalu mengajakku untuk pergi ke sana. Entah sampai kapan ku bisa bertahan.

Aku jadi ingat anjingku dulu yang selalu ramah padaku, namun sebetulnya dia memiliki sifat ganas. Anjingku bisa membunuh hewan lain.

Anjingku ini selalu mengingatkanku akan sisi gelapku yang bisa muncul sewaktu-waktu.

Segawon

Segawon itu bahasa Jawa Krama Hinggil untuk 'Anjing'.

Hewan berkaki empat ini begitu bermakna bagi banyak orang. Orang Bandung sering menggunakan kata 'Anjing' untuk menggantikan titik dan koma dalam bahasa lisan juga kadang-kadang dipakai untuk memulai kalimat. Kata 'anjing' juga sering dipergunakan untuk mengumpat.

Orang Eropa dan Amerika menganggap anjing sebagai "Men's bestfriend". Mereka menganggap anjing sebagai teman, dan kadang-kadang keluarga sendiri.

Bagi mereka anjing adalah simbol kesetiaan. Memang sih, di Jerman, anjing begitu setia dengan pemiliknya.

Bagi orang daerah Sunda, anjing memiliki konotasi negatif. Kenajisan berhubungan dengan anjing. Kalau terkena jilatannya, maka harus 7 kali membersihkan diri dengan tanah. Kata Ayu Utami, ada hubungan antara cerita Tangkuban Perahu dengan keburukan anjing. Seorang dewa dikutuk menjadi anjing. Lalu pada waktu tertentu, anjing tersebut menjadi sosok dewa lagi. Lalu dia mengawini seorang perempuan. Perempuan tersebut melahirkan Sangkuriang. Lalu Sangkuriang dibuang ibunya karena dia membunuh anjing tersebut. Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang lupa ibunya, dan dia malah ingin mengawini ibunya. Di sini, anjing dianggap buruk karena berhubungan dengan kutukan, incest, dan pembunuhan dalam keluarga.

Kembali tentang anjing yang setia. Anjing adalah makhluk yang paling setia menemani Yudhistira dari Pandawa Lima hingga ke puncak gunung. Saudara-saudaranya, yaitu Arjuna, Bima, Nakula, Sadewa satu per satu meninggalkannya. Ini adalah kisah dari India.

Bagi beberapa suku di Asia, anjing sangat disukai. Maksud saya disukai ketika terhidang di meja makan. Biasanya anjing disajikan dengan pedas dan penuh rempah-rempah. Di Solo, anjing jadi sate jamu. Di lapo-lapo jadi Saksang B1.

Nah, bagaimana dengan aku?Aku penggemar anjing. Bukan hanya suka anjing ketika dia terhidang di meja makan, tapi juga suka anjing yang hidup. Aku dulu memelihara anjing "wretched mongrel", artinya anjing kampung. Maksudnya, anjing yang kaga jelas keturunan apa, campur sana campur sini. Walau bau mulut dan bau badan, anjing itu betul-betul menyenangkan sebagai teman. Hewan ini relatif ceria dan suka tersenyum (begitu juga kata Ayu Utami). Anjing yang penakut punya kebiasaan menggeram. Anjing yang tidak disusui induknya, biasanya kurang ramah. Anjing yang kebelet pipis, biasanya pasang muka aneh. Anjing juga jujur mengungkapkan perasaannya dari ekspresi-ekspresi mukanya, posisi ekornya. Manusia sering kesulitan mengekspresikan perasaannya. Mungkin manusia takut dihakimi dan takut dinilai orang lain. anjing tidak begitu. Dia tidak takut akan penghakiman moral atau penilaian orang lain. Anjing menjadi dirinya sendiri. Andai aku bisa seperti anjing.

Ada lagi yang menarik dari anjing. Kerjaannya makan, tidur, lari-lari, teriak-teriak (menyalak), kawin, dan kaga perlu mikir bagaimana cara mencari duit, cara naik pangkat, ritual rumit manusia dalam mencari pasangan, cara memakai laptop yang benar, dll. Dia juga tidak peduli bau badannya sendiri. Aku sih sering tidak pede dengan diri sendiri, sehingga pasang deodorant, pakai pasta gigi yang aromanya segar, dan semua zat kimia yang ditaruh di tubuh lainnya.Sifat anjing lainnya yang klop denganku adalah selain sama-sama suka dengan makan-makan, juga adalah rasa ingin tahu. Anjing dan aku adalah sosok yang punya rasa ingin tahu besar. Kebiasaan anjing dalam mengeksplorasi dunia yang baru dengan hidungnya, cukup klop denganku mengeksplorasi dunia yang baru dengan kemampuan baca tulisku. Aku senang membaca milis, buku, dan bacaan lainnya.

Anjing selalu menganggap orang yang memberi dia makanan adalah teman. Aku juga sama. Jadi kalau ada kawan yang mengundang aku makan-makan di rumahnya, pasti dia tidak mudah kulupakan dan persahabatan ini biasanya langgeng.

Mengapa, ya, aku lebih mengerti anjing daripada wanita?

Aku bisa tahu menghadapi anjing yang ramah, galak, lincah, pemalas, dan tipe-tipe lainnya, tapi mengenai wanita, tiba-tiba menjadi seperti tidak tahu apa-apa. Sepertinya inilah yang disebut keterasingan seorang Condro dari wanita.

Kebahagiaan yang menyakitkan

Percayakah kalau kebahagiaan bisa juga menyakitkan?aku sih percaya-percaya saja. Di dalam kebahagiaan kita, terkandung derita orang lain. Hal ini aku percaya supaya aku selalu terus hidup dalam pertobatan.

Ketika kita punya usaha, dan kita bahagia dengan uang yang kita peroleh, sering tidak kita sadari bahwa kebahagiaan kita berada di atas penderitaan para buruh yang kita tekan upahnya sebisa mungkin, dan hak-haknya diinjak-injak.

Ketika kita bahagia punya rumah bersih rapih, pakaian disetrika dan ditata rapi dalam lemari, karena kita memekerjakan pembantu, kita juga bahagia di atas penderitaan para pembantu yang upahnya kita tekan serendah-rendahnya.

Ketika kita bahagia punya pacar, atau mungkin bahagia bisa menikah, kita mungkin juga berbahagia di atas penderitaan orang lain yang patah hati karena mengharapkan cinta kita atau cinta pasangan kita.

Ketika kita bahagia karena diterima kerja di suatu tempat, kita juga membuat banyak orang tidak keterima kerja. Kita berbahagia di atas derita orang lain.Hal yang sama ketika kita dapat suatu posisi tertentu dalam pekerjaan, kita juga menyingkirkan banyak orang.

Ketika kita bahagia dapat beasiswa sehingga dapat studi lanjut ke luar negeri, kita pun menyingkirkan banyak kandidat lain. Kita bahagia di atas kekecewaan orang lain.

Nah, untuk itulah kita perlu mengucap syukur untuk semua kebahagiaan kita dan memohon pengampunan dari Tuhan untuk semua dosa yang kita sadari maupun tidak kita sadari.

Kalaupun ternyata Tuhan tidak ada, yah, kita pun perlu merasa bersyukur dan selalu sadar bahwa masih banyak orang yang menderita di dunia ini.

Rabu, 24 Desember 2008

NOKIA 5110

NOKIA 5110

Ponsel ini adalah HP Sejuta Umat pada tahun 2000.

Aku beli NOKIA 5110, setelah menjual BMW C700 (Motor Bebek Merah Warnanya C700) dengan harga yang tak jauh berbeda, yang gua sayang kaya adik gua sendiri, tapi jarang gua mandiin. Motor gua yang ini umurnya memang kaga jauh beda dengan gua. Motor ditukar HP.

Sejak saat itulah, aku bercinta dengan HP ini. Aku betul-betul sayang HP ini. Jari-jemariku selalu ingin menggerayangi HP ini. Tombol-tombolnya senang kutekan-tekan untuk berSMS atau sekadar main ular (Snake). Kayanya kalau kaga gua pakai SMS, gua geregetan. NOKIA memang HP yang tepat untuk penggemar SMS, beda dengan SIEMENS atau MOTOROLA.

HP ini tahan banting dan setia. Dia tidak meninggalkanku ketika gua butuh dia. Beda, ya, dengan cewe-cewe yang telah kuberikan hatiku. Dia betul-betul tahan banting, dengan artian, ketika dia jatuh, dia hanya copot baterenya, lalu ketika dipasang baterenya, dia masih berfungsi dengan baik.

HP ini juga hemat batere. Kaga boros. Cewe-cewe yang telah menggenggam hatiku, sangat memboroskan pikiran dan perasaanku. Beberapa cewe sih, juga memboroskan kantongku. Untung saja Tuhan masih menganugerahiku kecerdasan finansial, sehingga aku tak pernah kekurangan duit parah. Puji dan Syukur untuk Tuhan, deh.

Kesetiaan HP milikku ini teruji, ketika dia menemaniku dari Bandung, Semarang, Jakarta, Wonosobo, Dieng, hingga Bremen Jerman. Sayang sekali, aku sempat selingkuh dengan NOKIA yang lain, ketika aku pergi ke Bali. Maafkan aku, ya, sayang!

Pulang dari DIENG, aku sempat panik, ketika sampai rumah HP ini hilang. Aku takut sekali kehilangan HP tercintaku. Ternyata HP ini, jatuh di mobil, bukan di DIENG. Untung saja, di mobil tersebut HP ini tidak digondol orang. Sejak saat itulah, aku bete dengan orang-orang yang mengajakku pergi ke Dieng.

HP NOKIA 5110 inilah yang membangunkan aku di pagi hari hingga kini di Bremen berangin ini. Tanpa dia, gua sulit bangun pagi. Dulu suara weker HP ini digabung suara cempreng nyokap, bagai suara paduan suara, membuatku bangun pagi di Bandung. Kini di Bremen, HP setiaku inilah, yang masih bisa nyanyi solo (bukan Bengawan Solo), menggoyangkan kesadaranku supaya bebas dari alam mimpi. Dering pagi hari selalu mengingatkanku agar bangun pagi, lekas sarapan, lalu Pesta Toilet, lalu berangkat kuliah tidak telat supaya cepat lulus dan bisa balik lagi ke Indonesia untuk mendengar suara cempreng ibuku. HP ini membuatku kangen dengan ibuku.

HP ini selalu kutaruh di samping tempat tidurku. Dia betul-betul dekat di kuping dan dekat di hati. Walau kusudah poligami dengan XDA NEO, aku tetap mencintai HP Nokia 5110 yang menjadi HP pertamaku. Poligami itu bukan masalah halal dan haram, tapi masalah enak dan ueennaaakkk....

HP ini juga yang menemaniku ketika aku melewati patah hati yang satu ke patah hati yang lain. HP ini selalu bisa kugenggam dan kupercaya, berbeda dengan wanita yang numpang lewat dalam relung hatiku. Walau HP ini sudah tidak cantik lagi, HP ini selalu bisa diandalkan.

Semua kawan memiliki umur, mungkin suatu hari HP milikku ini akan meninggalkanku. Kita harus rawat baik-baik semua hubungan kita dengan kawan-kawan kita. Aku harus jaga HP tercintaku ini hingga salah satu di antara kita mati.

Mengapa aku tidak bisa menulis Blogs

Mengapa aku tidak bisa menulis Blogs?

(tulisan lama, tanggal 22 Maret 2007, ketika belum beli laptop baru)

Baru saja mencoba menulis Blogs di Friendster.

Udah gua tulis sebagian, lalu gua save.

Nah ketika gua nulis panjang-panjang, gua save lagi. Dan gua dengan ingin tahu, gua klik view blog. Tulisan gua panjang-panjang hilang semua. Cuma ada sebagian yang gua save pertama kali.
Gua bete, gua hapus semua tulisan blogs gua.

Ternyata gua dan teknologi komputer memang tidak bisa klop. Kenapa, ya, dulu gua milih jurusan Teknik Elektro?

Gua sampai kini kaga becus C++. Orang lain bikin program dalam waktu 2 jam, gua butuh waktu 2 minggu. Orang lain udah bisa ngomong tentang prosesor, VGA card, merk laptop, software ini itu, bikin web, bikin blogs, HTML, Dreamweaver, bla bla bla, dsb sedangkan gua cuma tahu ngetik di Word dan merumus-rumus Excel, mengetik Email, browsing, nonton film, dengerin MP3, dan sedikitlah coding dengan m file di MATLAB.

Sampai kini aku masih bercinta bersama Laptop rusakku dan aku belum mencari Laptop baru. Aku masih pikir-pikir ingin poligami atau ingin menceraikan Laptop lamaku. Kalau aku poligami, maka Laptop lamaku harus masuk rehab, dan biarkanlah aku bercinta dengan Laptop baru hingga mencapai multiorgasme. Mungkin akan kuceraikan Laptop lamaku jika biaya rehabnya kebesaran.

Semoga bulan depan, aku sudah bisa mendapatkan Laptop baru.

Di duniaku ini, hanya dua hal yang membuatku uring-uringan dan hidup kaga tenang. Di satu sisi, gua butuh, tapi di sisi lain, kaga bisa klop dengan baik. Pertama adalah teknologi komputer dan kedua adalah cewe. Gua kaga pernah merasa berhasil dengan keduanya. Selalu saja membuatku sedih dan kecewa.

Aku dan Katun

Aku dan Katun

Aku suka kain katun.

Kain dari kapas ini betul-betul nyaman dipakai di badan. Bisa menyerap keringatku. Gampang dicuci dan gampang disetrika. Nyaris semua pakaianku dari katun.

Kain katun pun tidak bertendensi seksual buatku. Kain ini betul-betul netral, tidak memberikan rangsangan seksual berlebihan pada diriku. Berbeda dengan satin, yang membuatku mudah terangsang dan gampang konak.

Katun...

Kathur Nuwun...